Karomah-Karomah Wali Allah

Firman Tuhan wacana karomah atau kesaktian yang dimiliki oleh para wali Allah:

أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
“Ketahuilah bekerjsama wali-wali Tuhan itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa”. (QS. Yunus: 62-63)

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَامَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Tuhan menimbulkan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati masakan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kau memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Tuhan memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”. (QS. Al Imran: 37)
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di berkata: “Ayat ini merupakan dalil akan adanya Karomah para wali yang keluar dari kebiasaan manusia, sebagaimana yang telah mutawatir dari hadits-hadits wacana permasalahan ini. Berbeda dengan orang-orang yang tidak meyakini wacana adanya Karomah ini.” (Taisir Karimur Rahman hal: 129)
Berikut ini beberapa macam karomah-karomah wali:
  • Ada wali yang bisa menyingkap alam gaib, hingga dinding dan kegelapan tidak menghalanginya untuk melihat apa yang dilakukan orang-orang di dalam rumah mereka.
  • Ada wali yang saat berjumpa dengan seorang pezina, pemabuk, pencuri, pencela, atau orang yang suka berbuat zalim, ia melihat.
  • Goresan tanda hitam pada anggota tubuh mereka yang melaksanakan maksiat 'Ali Abi Ya'zi, guru Ibnu 'Arabi, termasuk wali yang menempati maqam ini. Mukasyafah ini khusus bagi orang yang bersifat wara' (orang yang benar-benar menjauhi maksiat dan syubhat).
  • Ada wali yang jikalau ada orang yang ribut atau membisu di majelisnya, ia mengetahui derajat dan apa yang akan terjadi dengan orang itu, kenyataannya sesuai dengan apa yang dikatakan wali itu, dan ia selamanya tidak akan salah. Diceritakan bahwa ada seorang pria ribut di majelis Abu Madyan, kemudian orang itu disuruh keluar. Abu Madyan berkata, "Kamu akan melihat keadaanya setahun kemudian." Sebagian orang yang hadir meminta penjelasan, kemudian Abu Madyan berkata, "Ia akan menganggap dirinya Imam Mahdi." Dua puluh tahun kemudian, apa yang dikatakan Abu Madyan terjadi. Kemampuan ini berasal dari ilmu ladunni.
  • Ada wali yang tatkala bangkit tidur, di hadapannya sudah tersedia minuman dari madu, susu, dan air, kemudian ia meminumnya.
  • Ada wali yang bisa mengetahui alam ruhani yang berbeda dengan alam fisik, tetapi ia tidak menggelutinya.
  • Ada wali yang bisa mengetahui belakang layar batu-batu mineral, dan semacamnya. Ia mengetahui khasiat, rahasia, dan ancaman dari batu-batu itu.
  • Ada wali yang dianugerahi maqam bisa memahami Tuhan dan mendengar gejala kekuasaan-Nya, sehingga ia bisa mendengar ucapan benda-benda mati. Apakah kemampuan itu termasuk hal yang biasa atau luar biasa tergantung pada tingkatan pemahaman terhadap ucapan benda mati. Yang termasuk hal luar biasa ada 2 macam. Pertama, merujuk pada orang yang mendengarnya, yakni kemampuan memahami hakikat ucapan benda mati. Kedua, merujuk pada ucapan benda-mati itu sendiri melalui karamah, contohnya bertasbihnya kerikil di telapak tangan sebagian sahabat. Apabila seorang hamba memperoleh maqam ini, maka ia akan mendengar semua benda mati bertasbih dengan bahasa yang terang menyerupai bahasa manusia.
  • Ada wali yang dianugerahi kemampuan menyingkap dunia tumbuh-tumbuhan. Semua tumbuhan dan rumput memberitahukan kepada wali itu sari-sari yang dikandungnya baik yang berbahaya atau yang berkhasiat. Tumbuh-tumbuhan itu berkata, "Hai hamba Allah, khasiatku begini dan bahayaku begini."
  • Ada wali yang dikaruniai kemampuan bergaul dengan binatang. Binatang-binatang mengucapkan salam kepadanya dengan bahasa.
  • Ada wali yang diberi kemampuan melihat hal-hal yang mustahil melalui lentera dan merubah yang agresif menjadi lembut dan sebaliknya.
  • Ada wali yang diberi kemampuan menyibak perjalanan hidup orang yang masih hidup, rahasia-rahasia yang diberikan kepada orang itu sesuai dengan keadaannya, dan bagaimana perkembangan ibadahnya dalam perjalanan hidupnya itu.
  • Ada wali yang diberi kemampuan meramalkan hal-hal buruk yang akan terjadi, kemudian ia meminta dihindarkan sehingga ia tidak terkena hal buruk itu.
  • Ada wali yang bisa menguak tingkatan kutub bumi.
  • Ada wali yang diberi kemampuan ilmu astrologi dan cara-cara yang sistematis dan menyeluruh.
  • Ada wali yang dianugerahi kemampuan mencapai ilmu-ilmu ilahiyah dan diberitahu cara-cara untuk mencapainya menyerupai persiapan yang harus dilakukan, etika dalam mencari dan mengamalkan ilmu, memegang dan menyebarluaskannya, serta cara menjaga hati dari hal-hal yang merusak. Semua cara itu ialah satu kesatuan dan tersembunyi.
  • Ada wali yang dikaruniai kemampuan mengetahui tingkatan ilmu-ilmu teoritis, ide-ide yang cemerlang, dan bentuk-bentuk kesalahan pemahamannya, kemampuan membedakan antara prasangka dan ilmu, banyak sekali hal yang terjadi di antara alam arwah dan alam fisik, alasannya terjadinya, dan berjalannya belakang layar tuhan di alam ini serta sebabnya.
  • Ada wali yang bisa menangkap alam tashwir, alam taksin, alam benda-benda mati, bentuk-bentuk suci dan jiwa tumbuhan yang mestinya diketahui logika dalam bentuk dan susunan yang baik, rahasia-rahasia kelemahan, kelembutan dan rahmat orang-orang yang disifatinya.
  • Ada wali yang naik maqamnya, hingga ia bisa berbicara kepada malaikat dan bercakap-cakap dengannya. Apabila seorang hamba mencapai maqam ini maka ia bisa memanggil dan bekerjasama dengannya. Apabila ia hanya berbicara kepadanya, maka malaikat tidak menjawabnya. Tetapi apabila pembicaraan antara mereka benar, mereka akan saling berbicara. Dan apabila ia mengalami hal tersebut, maka malaikat akan menolongnya.
  • Ada wali yang bisa menguak benda-benda yang memantulkan cahaya, benda-benda yang langgeng, benda-benda yang abadi, belakang layar alam, dan kemampuan untuk menjaga dan memberikan amanat kepada orang yang berhak.
  • Ada wali yang dianugerahi pengetahuan wacana simbol-simbol, penghitungan, dan firasat.
  • Ada wali yang disingkapkan baginya dunia lain, bisa menyingkap kebenaran dan pendapat-pendapat yang benar, mazhab-mazhab yang lurus, dan syariat-syariat yang telah diturunkan.
  • Ada wali yang terlihat sebagai orang alim, Tuhan telah menghiasi mereka dengan pengetahuan-pengetahuan suci sebagai sebaik-baik perhiasan.
  • Ada wali yang dianugerahi kewibawaan, ketenangan, teguh pendirian, dan kemampuan mengetahui tipu tipu muslihat dan rahasia-rahasia yang tersembunyi, dan sejenisnya.
  • Ada wali yang bisa berbicara, tetapi tidak terlihat siapa yang diajak bicara. Ia berbicara dengannya dan mendengar pembicaraan itu, baik pembicaraannya muncul tanpa dipikir sebelumnya, atau sebagai tanggapan atas pertanyaan secara seketika, serta memberi dan menjawab salam.
  • Ada wali yang bisa mengetahui sifat-sifat manusia. Sebagian insan tertutup sifatnya dan sebagian lain terbuka. Mereka mempunyai tasbih khusus yang bisa diketahui oleh wali apabila ia mendengarnya. Ibnu 'Arabi berkata, "Kita telah sama-sama menyaksikan karamah menyerupai ini. Sebagian wali menuju maqam yang mulia sehingga ia bisa menyampaikan 'jadilah' maka sesuatu yang dikehendakinya itu terjadi dengan izin Allah. Maqam ini sangat mulia dan merupakan bukti terbesar kewalian seseorang." Nabi Isa a.s. berkata, "Aku bisa menyembuhkan orang buta semenjak lahir dan orang yang berpenyakit lepra dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah" (QS Ali Imran [3]: 49). Masuk logika jikalau Tuhan memuliakan wali dengan memberinya karamah. Sesungguhnya karamah yang diterima seorang wali merupakan penghormatan kepada Nabi Saw., lantaran wali tersebut telah mengikuti dan menjalankan ajaran-ajarannya, sehingga ia pantas mendapatkannya.
  • Ada wali yang bisa menyampaikan sesuatu yang belum terjadi dan memberitakan hal-hal mistik sebelum tampak. Dalam hal ini ada tiga bentuk yang mungkin terjadi; berupa penyampaian, tulisan, dan pertemuan. Ibnu Mukhallad mengalami tiga hal tersebut.
  • Ada wali yang disingkapkan baginya alam keraguan, kekurangan, kelemahan, dan rahasia-rahasia perbuatan.
  • Ada wali yang diperlihatkan padanya alam jin dan tingkatan derajatnya, neraka beserta tingkatannya, dan tingkatan azabnya.
  • Ada wali yang naik menuju alam gaib, kemudian ia melihat di sebelah kanan alam itu, ada sebuah pena yang menulis kejadian-kejadian di lauh mahfud dalam bentuk huruf-huruf yang bersyakal dan bertitik. Hal tersebut untuk membedakan beberapa bentuk dan jenis makhluk. Seperti golongan manusia, makhluk berkaki empat, makhluk bersayap, macam-macam benda mati, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lainnya. Orang yang mempunyai maqam ini selalu berusaha menemukan pemilik abjad yang tertulis dalam susunan yang rapi tersebut. Apabila penelitiannya lama, padahal usianya pendek, maka Tuhan membuatnya rendah hati dan memohon kepada Tuhan untuk menghapuskannya.
  • Ada wali yang apabila menyentuh masakan yang sedikit, maka masakan itu menjadi banyak. Misalnya, seorang wali yang dikunjungi teman-temannya padahal ia hanya mempunyai satu masakan saja. Lalu ia mengiris roti dan menutupinya dengan kain. Maka mereka pun memakan roti itu hingga kenyang padahal roti itu tetap menyerupai semula (tidak berkurang). Karamah ini merupakan warisan Nabi Muhammad Saw. Contoh lainnya ialah yang terjadi pada Abu' Abdillah al-Tawadi yang membawa secarik kain dan memegang sisinya, kemudian ia memperlihatkan ujungnya kepada penjahit sambil berkata kepadanya, "Ambillah kain ini sehingga cukup untuk orang banyak." Kain itu kemudian diambil tapi tetap tidak habis-habis dengan izin Allah. Lalu penjahit itu berkata, "Kain ini tidak habis-habis." Lalu Abu 'Abdillah melemparkan kain itu dan berkata, "Sudah, cukup!"
  • Ada wali yang menjaga diri dari makanan, minuman, dan baju yang syubhat (tidak terang kehalalan dan keharamannya), apalagi dari yang haram. Hal itu ditandai dengan tanda yang ditunjukkan Tuhan dalam dirinya atau dalam sesuatu yang haram dan syubhat itu. Seperti yang dialami Al-Haris al-Muhasibi, apabila dihidangkan kepadanya masakan yang syubhat, tiba-tiba keluar keringat dari jarinya. Begitu pula yang terjadi pada ibu dari Abu Yazid al-Bustami saat mengandungnya, tangannya tidak pernah menyentuh masakan syubhat, bahkan tangannya mengenggam sendiri jikalau menemukan masakan syubhat. Wali lainnya merasa mual memakan masakan syubhat, sehingga memuntahkannya kembali. Ada juga masakan syubhat di hadapan seorang wali bermetamorfosis darah, ulat, berwarna hitam, atau babi, dan lain-lain.
  • Ada wali yang bisa menimbulkan satu macam masakan dalam piring menjadi majemuk sesuai dengan cita-cita orang yang ada. Hal ini pernah terjadi pada salah seorang guru Abu Madyan r.a. Dalam suatu perjalanan, ia bertemu dengan seorang laki-laki, kemudian berjalan bersamanya sebentar dan ia masuk ke rumah wanita renta di sebuah gua. Sore harinya, ia kembali lagi ke wanita renta itu dan duduk di sampingnya hingga putra wanita itu datang. Anak itu mengucapkan salam kepadanya, kemudian wanita renta itu menghidangkan nampan berisi piring dan roti. Syaikh dan anak itu mulai makan. Si syaikh berkata, "Saya ingin yang saya makan ini menjadi begini." Anak itu kemudian menjawab, "Wahai Syaikh, dengan nama Tuhan makanlah apa yang kau inginkan." Abu Madyan kemudian berkata, "Ketika saya terus menerus mengangankan keinginanku, anak itu melontarkan ucapan pertamanya, dan tiba-tiba saya mendapatkan masakan yang saya angankan. Anak itu masih muda, belum punya rambut di pelipisnya."
  • Ada wali yang dikaruniai kemampuan mengetahui hakikat bumi, lapisan-lapisan, dan rahasia-rahasianya, serta segala aturan alam yang ditetapkan oleh Tuhan secara terperinci.
  • Ada wali yang bisa menimbulkan makanan, minuman dan bajunya tergantung di udara. Seperti yang terjadi pada salah seorang wali yang membutuhkan air di padang pasir. Tiba-tiba ia mendengar deringan di atas kepalanya, kemudian ia mendongakkan kepalanya, dan di situ ada gelas yang tergantung pada rantai emas. Ia meminumnya kemudian meninggalkannya.
  • Ada wali yang bisa merubah air yang pahit dan asin yang ditemukannya menjadi manis dan segar. Ibnu' Arabi berkata, "Saya pernah meminum air semacam itu dari Abdullah, anak Ustaz al-Marwazi r.a., salah seorang khawwash murid dari salah seorang guru Abu Madyan.
  • Ada wali yang memakan masakan dari orang lain. Zaid memakan masakan dari 'Umar padahal 'Umar tidak di hadapannya. 'Umar merasa kenyang di tempatnya dan beliau mencicipi bacin masakan itu seperti beliau yang memakannya. Hal ini pernah terjadi pada Al-Hajj Abu Muhammad al-Marwazi dan Abu' Abbas bin Abi Marwan di Ghirnatah. Hal itu terjadi lantaran hebat ma'rifat ini mempunyai cita-cita yang suci dan higienis dari dosa dalam batinnya. Tuhan memperlihatkan karamah dalam dirinya sebagai penghormatan dan untuk membaguskan maqamnya, maka dari keinginannya itu keluarlah apa yang ia sebutkan.
  • Ada wali yang memakan masakan spiritual yang menimbulkan jiwanya kekal. Ia tidak membutuhkan masakan jasmaniah kecuali hanya sedikit untuk mempertahankan dirinya. Kekekalan jiwa bisa tercapai dengan masakan ruhani.
  • Ada wali yang mengetahui belakang layar biji-bijian dan penyemaiannya di bumi, hujan yang menyebabkannya tumbuh, angin yang menyebarluaskannya dan apa-apa yang menciptakan bumi menjadi tenang, serta matahari yang memancarkan cahayanya sebagai masakan bagi tumbuhan. Makanan itu mengandung kesempurnaan menyerupai yang diusahakan manusia. Pengetahuan wacana ini ialah ilmu yang mulia dan bernilai tinggi yang Tuhan berikan kepada para wali-Nya.
  • Ada wali yang dibukakan kepadanya alam malakut, belakang layar kehidupan, dan pengetahuan yang tersembunyi di dalam air, sehingga ia bisa mengetahui kehidupan yang kasat dan tak kasat mata dan bisa mencicipi hal-hal yang berbahaya dan zat-zat yang ada di laut.
  • Ada wali yang diperlihatkan oleh Tuhan alasan dan alasannya terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa. Setelah ia mengetahuinya, ia memikirkan apakah insiden itu mempunyai imbas atau tidak? Apabila ada pengaruhnya, maka ia berkemas-kemas untuk menerimanya. Apabila pengaruhnya merusak, maka ia memperingatkan teman-temannya. Apabila pengaruhnya berupa rahmat atau kabar gembira, maka ia berkemas-kemas untuk bersyukur dan memuji Allah. Seperti Ibnu Barjan r.a. yang memberitahukan tahun akan terjadinya penaklukan Baitul Maqdis. Dan pada tahun yang ditentukan, terjadilah apa yang diramalkannya.
  • Ada wali yang mengetahui segala tingkat ilmu, kegunaannya di dunia, siapa yang mempunyai dan tidak memilikinya, dan lain-lain.
  • Ada wali yang bisa berjalan di udara. Hal tersebut dialami oleh banyak wali. Ada seorang pria yang melihat orang sedang berjalan di udara, kemudian ia bertanya kepadanya, "Karena apa engkau mendapatkan karamah itu?" Ia menjawab, "Kutinggalkan nafsuku untuk menuruti keinginan-Nya, maka Dia menundukkan udara bagiku." Lalu ia berlalu.
  • Ada wali yang dibukakan kepadanya pintu alam ruh di alam malakut, sehingga ia bisa mengetahui hakikat dari belakang layar dan cara malaikat naik turun, belakang layar pengaturan dan penundukan mereka, kewajiban-kewajiban dan hak-hak mereka.
  • Ada wali yang bisa tiba ke lauh mahfuzh melalui esensi hatinya. Lalu dengan izin Allah, ia sanggup menyingkap dan menyaksikan secara eksklusif (musyahadah) hal-hal yang ada di sana, padahal anggota badannya tidak bergerak, kecuali kedua matanya.
  • Ada wali yang terus-menerus bersimpuh di hadapan lauh mahfuzh, padahal tidak ada manfaatnya.
  • Ada wali yang terkadang menyaksikan lauh mahfuzh.
  • Ada wali yang bisa melihat bagaimana pena menulis di atas lauh mahfuzh.
  • Ada wali yang melihat gerakan pena di lauh mahfuzh. Setiap maqam mempunyai tata cara yang khusus. Tanda orang yang menyaksikan lauh mahfuzh ialah ia menyebutkan rahasiamu padahal kau membisu saja. Seperti yang dikatakan Al-Junaid r.a. saat ditanya, "Siapa hebat ma'rifat itu?" Ia menjawab, "Orang yang memberitahukan rahasiamu padahal kau membisu saja." Dan tanda orang yang menyaksikan pena lauh mahfuzh sedang menulis ialah ia bisa mengetahui belakang layar yang kau katakan dalam hati dari manapun asalnya dan alasannya adanya.
  • Ada wali yang diperlihatkan oleh Tuhan rahasia-rahasia yang tersimpan di alam yang paling agung.
  • Ada wali yang diberitahu Tuhan wacana kelemahan dirinya, apa yang akan ia dapatkan, dan bagaimana keadaannya nanti.
  • Ada wali yang hingga pada keadaan saat ia tidak melihat seorang pun yang ia ajak bicara kecuali Tuhan Swt. Ia melaksanakan segala perintah-Nya. Maqam ini ialah maqam yang penting. Orang yang mengalami maqam ini ialah Khair al-Nasaj r.a. saat terbersit hal tersebut dalam pikirannya, kemudian ia diuji dengan bertemu seseorang yang berkata kepadanya, "Kamu budakku, namamu Khair." Nassaj seperti mendengar Tuhan yang menyampaikan ucapan tersebut. Orang itu kemudian mempekerjakan Nassaj selama beberapa tahun, kemudian ia berkata kepadanya, "Kamu bukan budakku dan namamu bukan Khair." Lalu orang itu melepaskan Nassaj.

Demikianlah, karamah tidak akan pernah habis untuk diungkap. Karamah-karamah yang disebutkan di atas cukup untuk mencapai tujuan, yaitu supaya insan tidak meremehkan para wali, bersopan santun kepada mereka apabila mendengar perkataan, perbuatan atau keadaan mereka, mematuhi perkataan mereka meskipun belum paham, dan berdamai dengan mereka supaya selamat. Apabila engkau mendengar belakang layar Tuhan yang tersembunyi dalam diri makhluk yang dipilih sesuai dengan kehendak-Nya, maka terimalah dan percayailah, jikalau tidak, maka kau tidak akan mendapat kebaikan.
Inilah klarifikasi yang saya ambil dari pendahuluan kitab Al-Tabaqat al-Kubra karya Imam 'Abdul Rauf al-Munawi r.a. juga yang telah saya lihat dalam kitab Mawaqi' al-Nujum karya Syaikh al-Akbar Ibnu 'Arabi r.a.