Niat Puasa Tasu’a (9 Muharram), Hukum, dan Sejarahnya

Niat Puasa Tasua - Seperti sudah dibahas pada artikel sebelumnya, beberapa madzah menyatakan bahwa melakukan puasa Asyura (10 Muharam) haruslah diiringi dengan puasa pada hari sebelum atau sesudahnya (9 atau 11 Muharram). Keharusan ini dimaksudkan semoga puasa yang dilakukan oleh umat muslim tidak menyamai puasa yang dilakukan oleh umat Yahudi. Sebagaimana di ketahui umat Yahudi pun menunaikan ibadah puasa pada tanggal tersebut sebagai peringatan peristiwa diselamatkannya mereka (umat Nabi Musa) dari kejaran Firaun.

Niat Puasa Tasu’a

Niat Puasa Tasu’a

Puasa pada hari 9 atau 11 Muharram disebut puasa Tasua. Puasa Tasua bahwasanya memang belum dicontohkan oleh Rosululloh semasa hidupnya. Beliau hanya memiliki harapan untuk menunaikan puasa pada tanggal tersebut, namun tidak dilaksanakan alasannya yaitu ia keburu berpulang dipanggil oleh Alloh SWT. Keinginan rosululloh untuk menunaikan puasa Tasu’a ada dalam hadist yang diriwayatkan oleh berikut ini:
Dari Ibnu Abbas R.A., ia berkata : “ketika Rasulullah berpuasa di hari ke sepuluh (puasa Asyura) dan memerintahkan sobat untuk berpuasa pada hari tersebut.
Maka para sobat kemudian berkata : “Ya Rasulullah, hari tersebut yaitu hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashoro.”;
Lalu Rasulullah bersabda, “bila gua masih hidup hingga tahun depan, Insya Tuhan kita akan berpuasa di hari kesembilan (Tasu’a).
Ibnu Abbas berkata, “ternyata belumlah hingga di tahun berikutnya, Rasulullah telah wafat.” [HR. Muslim dan Abu Dawud]
Oleh alasannya yaitu belum ditunaikan dan dicontohkan Rosululloh, maka sebagian umat Islam menganggap puasa Tasu’a tidak perlu dilakukan. Namun sebagian umat lainnya menganggap sebaliknya. Puasa pada hari tersebut perlu dilaksanakan sebagai alasannya yaitu Rosululloh menginginkannya sebagai pembeda puasa Muslim dan puasa Yahudi di bulan Muharram.

Nah, Anda boleh memilih pendapat yang manapun, hanya saja kami langsung justru lebih condong untuk menunaikannya, mengingat hadist yang mengandung pernyataan harapan Nabi Muhammad untuk niat puasa Tasua merupakan hadist yang sohih dan kuat. Jika Anda termasuk sepaham dengan kami dan ingin menunaikan puasa pada tanggal tersebut, berikut ini kami telah cantumkan niatnya. Niat puasa Tasua yaitu sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ ِمنْ يَوْمِ تَسُوْعَاءِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Latinnya : “Nawaitu Shouma Yauma Tasuu’aa I Sunnatan Lillaahi Ta'aala”
Artinya : “Aku Niat Puasa Tasu’a Sunnah Karena Tuhan Ta'ala”
Puasa tasu’a yaitu puasa yang membedakan puasa muharram orang-orang Yahudi dan orang-orang muslim. Puasa tersebut ditunaikan semoga kita tidak dianggap menjiplak atau menyamai sopan santun dan kebiasaan umat Yahudi.

Cara Menunaikan Puasa Tasua

Cara menunaikan puasa Tasua sama halnya menyerupai cara menunaikan ibadah puasa pada umumnya. Perbedaan hanyalah terletak pada niat semata. Adapun alasannya yaitu tergolong puasa sunnah, makan niat puasa tasua tersebut dapat dibaca hari pelaksanaan asalkan sebelum waktu dzuhur.

Nah, itulah pemaparan sekilas mengenai niat puasa Asyura dan Tasua yang dapat kami sampaikan. Semoga dengan mengetahui keutamaan-keutamaan pelaksanaan ibadah puasa sunah Asyura dan Tasua, kita semua semakin termotivasi untuk mengamalkannya. Semoga bermanfaat!