9 Adab Ziarah Kubur yang Harus Anda Tahu! No. 3, 4, dan 5 Sering Diabaikan!

Adab Ziarah Kubur - Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang disyari’atkan dalam aliran Islam. Amalan ini dicontohkan Rasululloh SAW semasa hidupnya. Dalil yang menyatakan ajara ini ialah sebuah hadist yang berasal dari Buraidah Ibnul Hushaib RA, di mana Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa “Dahulu gua larang kalian berziarah kubur, maka dikala ini berziarahlah!”.

Selain memiliki nilai ibadah, ziarah kubur ternyata juga menunjukkan 2 manfaat sekaligus, yaitu untuk mengingatkan orang yang hidup akan adanya pemutus kenikmatan (kematian) dan untuk menunjukkan doa keselamatan pada sang mayit.

Adapun biar ziarah kubur menjadi suatu nilai ibadah dan dapat menunjukkan manfaat, maka seseorang yang menunaikannya haruslah memahami dan menerapkan apa saja yang menjadi adat ziarah kubur.

Adab Ziarah Kubur

Adab Ziarah Kubur
Sedikitnya kami telah merangkum adanya 9 adat ziarah kubur dari beberapa hadist sohih yang terperinci sanad-nya. Kesembilan adat dan tata cara ziarah kubur tersebut antara lain:

1. Mengingat Tujuan Utama Berziarah

Adab pertama yaitu kita hendaknya selalu mengingat apa tujuan utama kita melaksanakan ziarah kubur. Tujuan utamanya tentu ialah untuk mengingatkan kita akan adanya masa dimana kita mati. Dengan selalu mengingat tujuan ziarah kubur, maka sepulang menunaikannya kita akan dapat mengambil pelajaran berharga dan memperbaiki kualitas keimanan kita. Hal ini sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud berikut ini:
“Karena pada ziarah ada sebuah pelajaran dan peringatan akan alam abadi dan membuat zuhud pada dunia”.

2. Tidak Boleh Menyengajakan Safar Hanya untuk Berziarah

Dewasa ini, sebagian umat muslim sering menyengajakan bepergian jauh (safar) untuk tujuan menziarahi kubur dari kerabat atau seseorang yang dianggap suci. Padahal, kebiasaan ini bahwasanya ialah kebiasaan yang tidak tepat. Menurut sabda Rosululloh, safar atau perjalanan jauh dalam rangka ibadah hanya diperbolehkan untuk mengunjungi 3 masjid, yaitu Masjidil Harom, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsho.

3. Mengucapkan Doa Salam dikala Masuk Kompleks Pemakaman

Ada banyak hal yang tidak diajarkan Rasululloh dalam perkara amalan ziarah kubur tapi diada-adakan sebagian muslim. Beberapa amalan tersebut misalnya membaca Surat Yasiin di areal pemakaman, membaca doa ziarah kubur dengan lafal tertentu, dan lain sebagainya. Amalan-amalan menyerupai ini bahwasanya tidak bernilai ibadah dan justru malah mampu menjadi sebuah dosa.

Rasululloh SAW hanya mengajarkan bagi kita, bahwa barang siapa yang memasuki area pekuburan, maka disunahkan bagi kita untuk mengucapkan salam dengan suara sebagaimana berikut:

Dari Buraidah RA, dahulu Rasulullah SAW mengajarkan para shahabat, kalau mereka keluar menuju pemakaman, hendaklah mereka mengucapkan salam:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ لَلاَحِقُوْنَ نَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
“Keselamatan atas penghuni kubur dan para mu’minin dan muslimin. Semoga Tuhan senantiasa merahmati orang-orang yang mendahului kita dan orang-orang kita dahului. Insya Tuhan kami akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Tuhan keselamatan atas kami dan atas kalian”.

4. Tidak Memakai Alas Kaki dikala Berjalan di Pekuburan

Adab ziarah kubur yang dikala ini sangat sering diabaikan oleh kebanyakan muslim ialah melepas sendal atau ganjal kakinya dikala memasuki area pemakaman. Padahal, Rasululloh SAW secara tegas telah memerintahkan bagi siapa saja untuk melepas ganjal kakinya dikala berjalan di pekuburan sebagaimana hadist berikut:

Dari Basyir bin Khashashiyah RA : “Saat Rasulullah tengah berjalan, dia tiba-tiba melihat seseorang memakai sandal berjalan di antara kuburan dengan. Seketika itu Rasulullah bersabda : “Hai pemakai sandal, lepaskan sandalmu!” Lalu orang itu melihat orang yang meneriakinya. Seketika kemudian ia mengenali bahwa orang itu ialah Rasulullah, sehingga ia kemudian melepas sandalnya dan melemparkannya”.

5. Tidak Duduk Di Atas Kuburan atau Menginjaknya

Area pemakaman yang semakin sempit, terlebih yang berada di kota-kota besar membuat kebanyakan muslim menduduki atau bahkan menginjak makam lain yang tidak dikenalnya. Padahal hal ini sangat dilarang dalam adat ziarah kubur yang diajarkan rosululloh. Hal ini sebagaimana hadist berikut ini:

Adab Ziarah Kubur
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh! Apabila seorang di antara kalian duduk di atas bara api, sehingga bara api itu memperabukan baju dan menembus kulit kalian, itu  akan lebih baik dibandingkan kalian duduk di atas kuburan”.

6. Mendo’akan Mayit Jika Dia Seorang Muslim

Mendoakan mayat juga termasuk salah satu adat ziarah kubur yang dianjurkan. Akan tetapi adat ini dikhususkan bagi mayat yang seorang muslim. Adapun bagi mayat orang kafir, maka sebagai muslim kita tidak diperbolehkan mendoakannya. Untuk bacaan doa ziarah kubur sendiri, Anda dapat menemukannya pada artikel sebelumnya.

Adab Ziarah Kubur

7. Adab Ziarah Kubur dikala Berdoa

Adab ziarah kubur dikala mendoakan mayat ialah dengan menengadahkan kedua tangan dengan menghadap kiblat. Kebanyakan kita dalam hal ini sering kali melaksanakan kesalahan, yakni dengan berdoa menghadap kubur dari si mayit. Hal ini sesuai tuntunan Rosululloh SAW dalam hadist berikut:

Aisyah RA berkata bahwa Rasululloh ketika berdoa, dia tidak menghadap kuburan, alasannya ialah dia melarang sholat dengan menghadap kuburan. Sedangkan doa ialah intisarinya sholat.

8. Tidak Mengucapkan Al Hujr

Adab ziarah kubur selanjutnya yaitu tidak mengucapkan Al Hujr. Apa al Hujr itu? Al Hujr ialah tindakan yang bathil. Sebagaimana keterangan dari Syekh Al Albani, bahwa tindakan yang bathil dikala berziarah kubur antara lain beristighotsah pada mayit, berdo’a kepadanya, dan meminta kepada Tuhan atas perantaranya. Melakukan Al Hujr ialah sebuah kekufuran, oleh alasannya ialah itu kita harus benar-benar menjauhinya.

9. Tidak Boleh Meratapi Mayit

Kita boleh menangis dikala berziarah kubur. Rasululloh sendiri pernah menangis ketika menziarahi makam ibunya. Akan tetapi, menangis yang diperbolehkan ialah menangis yang ala kadarnya. Tidak diperkenankan menangis dengan histeris, meratapi mayit, merobek kerah, mencakar-cakar tanah, dan menampar pipi. Menangis yang demikian ialah menangis yang diharamkan.

Nah, itulah beberapa adat ziarah kubur yang seharusnya kita pahami sebelum mengunjungi makam dari sanak saudara kita yang telah berpulang mendahului kita. Semoga dengan memahami adab-adab tersebut, ziarah kubur yang kita lakukan dapat bernilai ibadah sehingga kita dapat memetik pelajaran berharga dari padanya. Salam!