Doa Agar Hujan Berhenti, Latin, dan Artinya (Mustajab)

Hujan yaitu rahmat bagi seluruh alam. Lewat hujan, rejeki dari terkirim untuk semua mahluk yang ada di muka bumi. Oleh sebab itu, dalam islam kita dilarang mengumpat hujan, memaki, atau menyesalinya.

Adapun jikalau pada kondisi tertentu, hujan yang turun tidak begitu menguntungkan acara kita, misalnya hujan besar yang dikhawatirkan mengakibatkan banjir, hujan ketika kita tengah beraktivitas diluar rumah, atau keadaan lainnya sehingga kita berharap biar hujan berhenti, maka sebagai muslim, hendaknya kita bisa memanjatkan doa biar hujan berhenti sebagai satu-satunya ikhtiar kita sesuai tuntunan rosululloh.

Doa Agar Hujan Berhenti

Turunnya hujan yaitu takdir Alloh. Tidak ada satupun mahluk, bahkan insan sekalipun yang bisa menghalangi turunnya hujan. Bila ada istilah pawang hujan yang kebanyakan oleh kita dianggap sebagai orang yang bisa mengalihkan hujan atas kehendaknya sendiri, wajib hukumnya bagi kita untuk tidak mempercayainya.

Sesuai tuntunan rosululloh SAW, satu-satunya cara yang bisa kita lakukan biar hujan berhenti yaitu dengan memohon kepada Sang Pencipta Hujan biar hujan yang turun bisa teralihkan ke kawasan lain atau mereda. Doa biar hujan berhenti sendiri cukup mudah dilafalkan. Berikut ini lafadz, latin, dan artinya.

Doa Agar Hujan Berhenti

Latinnya : Allahumma, hawalayna wa la‘alayna. Allahumma, alal akami, wad thirobi, wa buthunil audiyyati, wa manabitis syajari.

Artinya : Ya Allah, turunkanlah hujan ini di sekitar kami. Jangan turunkan hujan ini kepada kami untuk merusak kami.  Ya Allah, turunkanlah hujan ini di dataran tinggi, di anak bukit, di perut lembah, atau di tanah yang menumbuhkan pepohonan.

Fenomena Pawang Hujan

Meski doa biar hujan berhenti telah banyak diajarkan para ulama, hingga ketika ini kita kerap menjumpai adanya fenomena pawang hujan dan beragam kepercayaan yang sangat berseberangan dengan nilai-nilai keislaman.

Salah satu referensi yang kerap saya temui misalnya kepercayaan menolak hujan dengan cara meletakan celana dalam wanita ke atas genting atau atap rumah. Kepercayaan ini beredar luas, khususnya di kalangan masyarakat Jawa dan dilakukan terutama bagi mereka yang tengah menggelar program hajatan, misalnya pernikahan, sunatan, atau program budpekerti lainnya.

Dengan melaksanakan ritual tersebut, diyakini bahwa hujan akan tertolak dan tidak akan turun di sekitar rumahnya. Padahal, ritual ini sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kehendak Alloh bisa dibatasi, apalagi dengan hanya sebuah celana dalam. Sungguh tidak masuk nalar sekali. Terlebih, doa biar hujan berhenti seperti yang telah diajarkan rasululloh justru tidak diamalkan dengan baik.

Selain referensi di atas, kita juga tentu kerap menemui adanya orang yang dianggap bisa memindahkan hujan alias pawang hujan. Pawang hujan kerap dimintai jasanya untuk mencegah hujan turun dan ia akan meminta bayaran untuk jasanya itu dengan sejumlah uang.

Praktik semacam ini tentu merupakan sebuah bentuk perdukunan yang konkret (kecuali orang yang disebut pawang hujan tersebut menggunakan anutan islam dengan mengamalkan doa biar hujan berhenti sesuai tuntunan rosululloh dalam melaksanakan tugasnya). Sementara perdukunan dalam Islam sendiri dianggap sebagai bentuk kemusyrikan. Naudzubillah!

Nah, daripada menyewa jasa pawang hujan terlebih hal itu merupakan salah satu bentuk kemusyrikan. Tentu alangkah lebih bijak bagi kita untuk bermunajat kepada Alloh melalui doa biar hujan berhenti ketika hujan yang turun memang belum diinginkan.

Demikian lafal atau bacaan doa biar hujan berhenti yang dapat kami sampaikan. Doa tersebut merupakan doa shahih yang tercantum dalam kitab Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim. Oleh karenanya, tak ada keraguan lagi bagi kita untuk mengamalkannya biar hujan lekas reda dan berhenti, sehingga kita dapat beraktivitas kembali di luar rumah. Semoga bermanfaat!