Seputar Lailatul Qadar. Salah satu keistimewaan Ramadhan yaitu Malam Kemulyaan (Lailatul Qadar) , sebagimana diperkuat oleh Q.S Al Qadar , 1-5 yang artinya “
Walaupun Q.S Al-Qadar ini diturunkan di Madinah , dan Q.S Al-Alaq diturunkan di Makkah , berdasarkan perintah Tuhan swt , Q.S. Al-Alaq yang berisi perintah membaca berada pada urutan surat ke 96 dan Q.S. Al-Qadar yang berisi perihal turunnya Al-Qur-an dan malam kemulyaan (lailatul qadar) berada pada urutan surat ke 97.
Mengapa malam keutamaan itu diturunkan ke Rasulullah saw , alasannya yaitu diindikasikan bahwa anugerah dan rahmat Tuhan swt yang diberikan kepada Rasulullah saw dan ummatnya yaitu lebih utama dibandingkan dengan pinjaman rahmat-Nya kepada makhlauk lainnya. Misalnya , Rasulullah saw berjuang untuk menegakkan Islam hanya 23 tahun , padahal nabi Nuh as untuk memperjuangkan agama Tuhan swt membutuhkan 950 tahun. Selain daripada itu ditunjukkan bahwa pengikut Rasulullah saw mencapai angka nominal yang jauh lebih banyak daripada pengikut Nabi Nuh as.
Sebagian besar para ulama’ bersepakat bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 Ramadhan. Di samping itu , jikalau Lailatul Qadar dimaknai sebagai malam kemulyaan , maka Lailatul Qadar berada pada malam-malam ganjil selama 10 hari terakhir bulan ramadhan , ketika ibadah i’tikaf disunnatkan.
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21 , 23 , 25 , 27 , 29 dan simpulan malam bulan Ramadhan.
Imam Syafi'i berkata , Menurut pemahamanku , wallahu a'lam , Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab sesuai yang ditanyakan , ketika ditanyakan kepada ia , 'Apakah kami mencarinya di malam ini?' Beliau menjawab , 'Carilah di malam tersebut.'
Pendapat yang paling berpengaruh , terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'anha , ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan ia bersabda:
Ingat , bahwa Lailatul Qadar bukan hanya disediakan untuk sembarang orang yang terjaga pada malam hari di antara 10 hari terakhir , melainkan tersedia dan dapat diperuntukkan bagi ummat mukmin yang memang benar-benar berdoa dan beribadah pada malam itu. Karena kebaikan yang dibawa malaikat Jibril hanya bisa hingga kepada orang-orang yang sungguh beribadah dan berdoa. Do’a yang paling dianjurkan dalam i’tikaf yaitu
Siapa yang menjumpai Lailatul Qadar dan ia melaksanakan shalat 2 rakaat setiap rakaat membaca Alfatihah 1x dan surat Al-Ikhlash 7X , sehabis salam lalu berishtighfar 70X , maka tidaklah ia bangkit dari duduknya , hingga Tuhan mengampuni ia dan kedua orangtuanya. Dan Tuhan swt mengutus malaikat ke sorga agar menanam pohon-pohon untuknya , mendirikan gedung-gedung , dan membuka pintu air bengawan , dan ia tidak keluar dari dunia , kecuali melihat semua itu/yang dibangun oleh malaikat tadi (Tafsir Hanafi).
Diharapkan sekali pada ketika Lailatul Qadar , kita bisa mengamalkan minimal 3x kalimat thayyibah , yaitu “Laa ilaaha illlallaah , muhammadar rasuulullaah”. Dengan amalan tiga kali itu , pertama insya Tuhan diampuni dosanya , kedua diselamatkan dari api neraka , dan ketiga pribadi dimasukkan ke sorga. Semakin intensif dan semakin khusuk yang dilandasi dengan hati yang tulus dalam membaca kalimath-thayyibah , insya Tuhan segala janji-Nya akan dipenuhi.
Sumber
Dr. H. Rochmat Wahab , M.A.
- Sungguh , Kami telah menurunkan Al-Qur an pada malam kemulyaan (lailatul qadar) ,
- Tahukah kau , apa malam kemulyaan (lailatul qadar) itu?
- Malam kemulyaan (laliatul qadar) itu lebih baik daripada 1000 bulan.
- Di malam itu turunlah para malaikat dan malaikat Jibril seidzin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan.
- Malam itu penuh kesejhateraan hingga terbit fajar.
Walaupun Q.S Al-Qadar ini diturunkan di Madinah , dan Q.S Al-Alaq diturunkan di Makkah , berdasarkan perintah Tuhan swt , Q.S. Al-Alaq yang berisi perintah membaca berada pada urutan surat ke 96 dan Q.S. Al-Qadar yang berisi perihal turunnya Al-Qur-an dan malam kemulyaan (lailatul qadar) berada pada urutan surat ke 97.
Makna lailatul qadar
Makna lailatul qadar yaitu suatu malam yang ibadah di dalamnya memiliki keutamaan lebih daripada ibadah 1000 bulan. Pada malam hari itu malaikat (Jibril) dengan seijin Tuhan mengatur setiap perkara. Demikian juga Tuhan SWT telah memandang mereka dengan pandangan penuh rahmat/penuh kasih sayang , dan telah memaafkan serta mengampuni mereka , kecuali 4 macam , yaitu :- Pecandu minum arak ,
- Yang berani durhaka kepada ibu-bapa ,
- Yang sok memutuskan kekerabatan persaudaraan , dan
- Yang suka mendendam/bermusuhan , yaitu orang yang sedang ramai-ramai/gegeran bertengkar , dan tidak mau menyapa lebih dari 3 hari. (Zubdatul Wa’idhin).
Mengapa malam keutamaan itu diturunkan ke Rasulullah saw , alasannya yaitu diindikasikan bahwa anugerah dan rahmat Tuhan swt yang diberikan kepada Rasulullah saw dan ummatnya yaitu lebih utama dibandingkan dengan pinjaman rahmat-Nya kepada makhlauk lainnya. Misalnya , Rasulullah saw berjuang untuk menegakkan Islam hanya 23 tahun , padahal nabi Nuh as untuk memperjuangkan agama Tuhan swt membutuhkan 950 tahun. Selain daripada itu ditunjukkan bahwa pengikut Rasulullah saw mencapai angka nominal yang jauh lebih banyak daripada pengikut Nabi Nuh as.
Waktu lailatul qadar
Ada yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar itu hanya terjadi sekali pada ketika Rasulullah saw saja. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada setiap Ramadlan hingga kini. Secara gramatikal , Lailatul Qadar terjadi secara terus menerus pada Ramadhan. Apabila Lailatul Qadar dimaknai sebagai malam turunnya al-Qur-an , maka berdasarkan banyak pendapat , Lailatul Qadar terjadi dalam aneka macam waktu ,- Pada malam pertama Ramadhan ,
- Pada malam ke-17 Ramadhan , dan
- Pada malam ke-27 Ramadhan.
Sebagian besar para ulama’ bersepakat bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 Ramadhan. Di samping itu , jikalau Lailatul Qadar dimaknai sebagai malam kemulyaan , maka Lailatul Qadar berada pada malam-malam ganjil selama 10 hari terakhir bulan ramadhan , ketika ibadah i’tikaf disunnatkan.
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21 , 23 , 25 , 27 , 29 dan simpulan malam bulan Ramadhan.
Imam Syafi'i berkata , Menurut pemahamanku , wallahu a'lam , Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab sesuai yang ditanyakan , ketika ditanyakan kepada ia , 'Apakah kami mencarinya di malam ini?' Beliau menjawab , 'Carilah di malam tersebut.'
Pendapat yang paling berpengaruh , terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'anha , ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan ia bersabda:
Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.Apabila seseorang merasa lemah atau tidak bisa , janganlah hingga terluput dari tujuh hari terakhir , alasannya yaitu riwayat dari Ibnu Umar , Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Carilah di sepuluh hari terakhir , jikalau tidak bisa maka janganlah hingga terluput tujuh hari sisanya.Telah diketahui dalam sunnah , pemberitahuan ini ada alasannya yaitu perdebatan para shahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'anhu , ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam keluar pada malam Lailatul Qadar , ada dua orang sobat berdabat , ia bersabda:
Aku melihat mimpi kalian telah terjadi , barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh nari terakhir.
Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian perihal malam Lailatul Qadar , tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya , mungkin ini lebih baik bagi kalian , carilah di malam 29 , 27 , 25 (dan dalam riwayat lain , tujuh , sembilan dan lima).Kesimpulannya , jikalau seorang muslim mencari malam Lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir , 21 , 23 , 25 , 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak bisa mencari pada sepuluh hari terakhir , maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25 , 27 dan 29. Wallahu a'lam.
Kemulyaan Lailatul qadar
Nabi saw bersabda bahwa malam kemulyaan (lailatul qadar) itu , malam yang cerah (terang) tidak masbodoh dan tidak panas , tidak berawan , dan tidak hujan , dan tidak angin , dan tidak dilempar bintang-bintang , dan tandanya pada pagi harinya matahari terbit tak bersinar (hanya tampak terperinci putih tetapi tidak panas. (H.R Ath-Thabrani). Ciri-ciri ini dibutuhkan dapat memudahkan kita dalam mengidentifikasi lailatul qadar , sehingga kita dapat menjalankan ibadah sebanyak-banyaknya pada malam yang diyakini sebagai lailatul qadar , tanpa mengurangi ibadah-ibadah pada hari lain.Ingat , bahwa Lailatul Qadar bukan hanya disediakan untuk sembarang orang yang terjaga pada malam hari di antara 10 hari terakhir , melainkan tersedia dan dapat diperuntukkan bagi ummat mukmin yang memang benar-benar berdoa dan beribadah pada malam itu. Karena kebaikan yang dibawa malaikat Jibril hanya bisa hingga kepada orang-orang yang sungguh beribadah dan berdoa. Do’a yang paling dianjurkan dalam i’tikaf yaitu
- Allahhumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anniy (H.R. Annasai) dan
- Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanatan wafil aakhirati hasanatan waqinaa adzaaban naar.
Siapa yang menjumpai Lailatul Qadar dan ia melaksanakan shalat 2 rakaat setiap rakaat membaca Alfatihah 1x dan surat Al-Ikhlash 7X , sehabis salam lalu berishtighfar 70X , maka tidaklah ia bangkit dari duduknya , hingga Tuhan mengampuni ia dan kedua orangtuanya. Dan Tuhan swt mengutus malaikat ke sorga agar menanam pohon-pohon untuknya , mendirikan gedung-gedung , dan membuka pintu air bengawan , dan ia tidak keluar dari dunia , kecuali melihat semua itu/yang dibangun oleh malaikat tadi (Tafsir Hanafi).
Diharapkan sekali pada ketika Lailatul Qadar , kita bisa mengamalkan minimal 3x kalimat thayyibah , yaitu “Laa ilaaha illlallaah , muhammadar rasuulullaah”. Dengan amalan tiga kali itu , pertama insya Tuhan diampuni dosanya , kedua diselamatkan dari api neraka , dan ketiga pribadi dimasukkan ke sorga. Semakin intensif dan semakin khusuk yang dilandasi dengan hati yang tulus dalam membaca kalimath-thayyibah , insya Tuhan segala janji-Nya akan dipenuhi.
Sumber
Dr. H. Rochmat Wahab , M.A.