Ini Alasan Mengapa Laki Laki Harus Sholat Berjamaah Dimesjid

Ini Alasan Mengapa Laki Laki Harus Sholat Berjamaah Dimesjid. Pahala Shalat berjamaah lebih banyak dibandingkan dengan shalat sendiri. Nah Bagi kaum laki-laki alangkah baiknya melakukan shalat berjamaah dimasjid berikut yaitu penjelasannya :

Ini Alasan Mengapa Laki Laki Harus Sholat Berjamaah Dimesjid

Allah Ta’ala berfirman ,yang artinya :
“Dan dirikanlah shalat , tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (Al-Baqarah: 43)
Ketika Perangpun tetap diperintahkan untuk melakukan shalat berjamaah. Dan ini perintah eksklusif dari Tuhan dalam al-Quran dimana Allah Ta’ala berfirman ,yang artinya :
“Dan apabila kau berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kau hendak mendirikan shalat gotong royong mereka , maka hendaklah segolongan dari mereka bangkit (shalat) besertamu dan menyandang senjata , kemudian apabila mereka (yang shalat bersamamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat) , maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat , lalu shalatlah mereka denganmu.” (An-Nisa’ 102).
Ibnu Mundzir rahimahullah berkata ,
“Pada perintah Tuhan untuk tetap menegakkan shalat jamaah saat takut (perang) yaitu dalil bahwa shalat berjamaah saat kondisi aman lebih wajib lagi.”
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan ,
“Ayat ini merupakan dalil yang sangat terang bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu ain bukan hanya sunnah atau fardhu kifayah , Seandainya hukumnya sunnah tentu keadaan takut dari musuh yaitu udzur yang utama. Juga bukan fardhu kifayah alasannya yaitu Alloh menggugurkan kewajiban berjamaah atas rombongan kedua dengan telah berjamaahnya rombongan pertama… dan Tuhan tidak memberi keringanan bagi mereka untuk meninggalkan shalat berjamaah dalam keadaan ketakutan (perang).“
Orang buta yang tidak ada penuntut ke masjid tetap di perintahkan shalat berjamaah ke masjid jikalau mendengar adzan , maka bagaimana yang matanya sehat?
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata ,
“Seorang buta pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berujar , “Wahai Rasulullah , saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid.” Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk shalat di rumah , maka beliaupun menunjukkan keringanan kepadanya. Ketika orang itu beranjak pulang , ia kembali bertanya , “Apakah engkau mendengar panggilan shalat (azan)?” laki-laki itu menjawab , “Ia.” Beliau bersabda , “Penuhilah permintaan tersebut (hadiri jamaah shalat).”
Dalam hadits yang lain yaitu , Ibnu Ummi Maktum (ia buta matanya). Dia berkata , 
“Wahai Rasulullah , di Madinah aneka macam tanaman dan binatang buas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda , “Apakah kau mendengar permintaan adzan hayya ‘alash sholah , hayya ‘alal falah? Jika iya , penuhilah permintaan adzan tersebut”.”
Wajib shalat berjamaah di masjid Apabila mendengar adzan
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ,yang artinya
“Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya , maka tidak ada shalat baginya , kecuali bila ada uzur.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan bahaya kepada laki-laki yang tidak shalat berjamaah di masjid dengan memperabukan rumah mereka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ,yang artinya
“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik yaitu shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya , niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh saya berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan , kemudian kusuruh seseorang mengimami insan , lalu saya bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat , lantas saya bakar rumah-rumah mereka.”
Ibnu Mundzir rahimahullah berkata ,
“Keinginan ia (membakar rumah) orang yang tidak ikut shalat berjamaah di masjid merupakan dalil yang sangat terang akan wajib ainnya shalat berjamaah di masjid”
Tidak shalat berjamaah di masjid di anggap “munafik” oleh para sahabat.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dia berkata:
“Menurut pendapat kami (para sahabat) , tidaklah seseorang itu tidak hadir shalat jamaah , melainkan dia seorang munafik yang sudah terang kemunafikannya. Sungguh dahulu seseorang dari kami harus dipapah di antara dua orang sampai diberdirikan si shaff (barisan) shalat yang ada.”
Shalat berjamaah mendapat pahala lebih banyak
Dalam satu riwayat 27 kali lebih banyak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ,
“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 27 derajat.”
diriwayat yang lain 25 kali lebih banyak: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ,
 “Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 25 derajat.”
Banyak kompromi hadits mengenai perbedaan jumlah bilangan ini. Salah satunya yaitu “mafhum adad” yaitu penyebutan bilangan tidak membatasi.
Keutamaan shalat berjamaah yang banyak
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ,  
“Barang siapa shalat isya dengan berjamaah , pahalanya ibarat shalat setengah malam. Barang siapa shalat isya dan subuh dengan berjamaah , pahalanya ibarat shalat semalam penuh.”.
Tidak shalat berjamaah akan dikuasai oleh setan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda , 
“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka , melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah , alasannya yaitu sebenarnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).”
Amal yang pertama kali dihisab yaitu shalat , jikalau baik maka seluruh amal baik dan sebaliknya , apakah kita pilih shalat yang sekedarnya saja atau meraih pahala tinggi dengan shalat berjamaah?
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda , 
“Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan insan pada hari selesai zaman yaitu shalatnya. Rabb kita Jalla wa ‘Azza berfirman kepada para malaikat-Nya -padahal Dia lebih mengetahui , “Periksalah shalat hamba-Ku , sempurnakah atau justru kurang?” 
Sekiranya tepat , maka akan dituliskan baginya dengan tepat , dan jikalau terdapat kekurangan maka Tuhan berfirman , 
“Periksalah lagi , apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?” Jikalau terdapat shalat sunnahnya , Tuhan berfirman , “Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya.” Selanjutnya semua amal insan akan dihisab dengan cara demikian.”.
Khusus bagi yang mengaku mazhab Syafi’i (mayoritas di Indonesia) , maka Imam Syafi’i mewajibkan shalat berjamaah dan tidak memberi keringanan (rukshah).
Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata ,
“Adapun shalat jama’ah , saya tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur.”
Sumber :
Makalah Kajian di Mustek
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen