Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa. Syarat sah puasa ramadhan ada empat 4 perkara , yaitu: Islam. Berakal. Suci dari seumpama darah haidh. Dan Dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa. Nah berikut ialah beberapa hal yang dapat membatalkan puasa anda dibulan ramadhan yang antara lain ialah :
Islamhouse.com
- Pembatal puasa (selain haid dan nifas) tidaklah membatalkan kecuali dengan 3 syarat: Dia melakukannya dengan pengetahuan bukan sebab jahil , ingat dan tidak lupa , sadar dan tidak terpaksa atau dipaksa. Di antara pembatal itu adalah: jima (bersetubuh) , menyengaja muntah , haid/nifas , dibekam , makan dan minum.
- Di antara pembatal puasa ada yang semakna dengan makan dan minum , seperti: obat-obatan dan tablet melalui oral (mulut) , injeksi/infus makanan dan transfusi darah. Sedangkan suntikan yang tidak mengandung unsur makanan dan minuman , hanya sekedar pengobatan , tidaklah membatalkan puasa. Cuci darah tidak membatalkan puasa. Pendapat berpengaruh mengenai suntik biasa , tetes mata dan pendengaran , cabut gigi dan pengobatan luka , semua itu tidaklah membatalkan. Spray penyakit asma juga tidak membatalkan. Periksa darah tidak membatalkan puasa. Obat kumur tidak membatalkan puasa selama tidak ditelan. Pembiusan dikala pengobatan gigi dan rasanya masuk hingga ditenggorokan tidak membatalkan puasanya.
- Siapa yang sengaja makan atau minum pada siang Ramadhan tanpa uzur , maka beliau telah melaksanakan dosa besar. Wajib bertobat dan mengganti puasanya.
- Jika lupa makan atau minum , hendaknya meneruskan puasanya , sebab bekerjsama Allahlah yang telah memberinya makan dan minum. Jika melihat orang lain yang makan dan minum sebab lupa hendaklah mengingatkannya.
- Jika beliau perlu berbuka demi menolong orang yang dalam ancaman , oleh baginya berbuka dan mengganti puasanya.
- Siapa yang diwajibkan berpuasa , kemudian berjima (bersetubuh) di siang Ramadhan dengan sengaja dan sadar , maka beliau telah merusak puasanya , wajib bertobat dan menyempurnakan puasanya hari itu. Dia juga harus mengqodho dan menunaikan kafarah mugholazoh.
- Siapa yang hendak berjima (bersetubuh) dengan istrinya dengan terlebih dahulu membatalkan puasanya dengan makan , maka maksiatnya lebih besar. Dia telah melecehkan kesucian bulan dua kali , dengan makan dan bersetubuh. Menunaikan kafarah mugholazoh lebih ditekankan.
- Bagi yang berpuasa , boleh mencium , bersentuhan , berpelukan , memegang dan memandang kepada istri atau hamba sayahanya jikalau dapat mengontrol dirinya. Tetapi jikalau beliau tipe yang cepat naik syahwat dan tidak dapat mengendalikan diri , tidak boleh melakukannya.
- Jika sedang berjima (bersetubuh) kemudian terbit fajar , wajib baginya berhenti. Puasanya sah sekalipun keluar mani setelahnya. Jika beliau melanjutkannya hingga fajar telah terbit , beliau telah berbuka dan atasnya bertaubat , mengganti puasanya dan menunaikan kafarah mugholazoh (puasa 40 hari berturut-turut).
- Jika masuk subuh dan beliau berdiri dalam keadaan junub , hal itu tidak merusak puasanya. Boleh mengakhirkan mandi junub , haid dan nifas setelah terbit fajar. Dia harus bersegera mandi semata sebab untuk melaksanakan shalat.
- Apabila orang yang puasa tidur kemudian mimpi lembap , maka puasanya tidak batal dan tetap menyelesaikan puasanya. Siapa yang istimna (onani) di siang Ramadhan dengan sesuatu yang mungkin baginya untuk tidak melakukannya , menyerupai memegang dan mengulang-ulang pandangan , haruslah bertaubat kepada Tuhan dan berimsak (menahan) sisa hari itu dan menggantinya di hari lain.
- Siapa yang tiba-tiba muntah tidak harus mengganti puasanya. Siapa yang sengaja muntah hendaknya mengganti puasanya. Jika muncul mual seolah akan muntah tetapi kemudian kembali normal secara sendirinya , puasanya tidak batal. Adapun ludah dan dahak jikalau menelannya sebelum hingga kemulutnya , puasanya tidak batal , tetapi jikalau beliau menelannya setelah hingga di mulutnya maka puasanya batal. Makruh merasakan makanan tanpa hajah.
- Apa yang terjadi pada orang yang puasa , menyerupai luka , mimisan , masuk ke air , adanya rasa bensin di tenggorokkan sebab mencium baunya tanpa sengaja , tidaklah membatalkan puasa. Turunnya tetes mata ke tenggorokan , memakai minyak rambut , memulas kulit dengan hana dan menerima cita rasa baunya di tenggorokan tidaklah mengapa. Tidak batal puasa sebab memakai hinna (pacar kuku) , celak , dan minyak rambut. Demikian pula penggunaan krim pelembab kulit. Tidak mengapa mencium bacin minyak wangi dan bukhur (wewangian yang dibakar) , akan tetapi berhati-hati dari sampainya asap ke tenggorokan.
- Untuk kehati-hatian bagi orang yang puasa ialah tidak berbekam. Khilaf (beda pendapat) dalam hal ini cukup kuat.
- Rokok termasuk pembatal puasa. Ia bukanlah sesuatu yang dapat dijadikan uzur untuk tidak berpuasa.
- Berendam di air dan memakai pakaian lembap untuk mendinginkan badan tidak mengapa bagi yang berpuasa.
- Jika berbuka dengan sangkaan matahari telah karam padahal belum , haruslah mengqodho (mengganti) menurut Jumhur Ulama (kebanyakan ulama).
- Jika terbit fajar sedang di mulutnya masih ada makanan atau minuman , para jago fikih telah sepakat untuk mengeluarkannya dan sah puasanya.
Islamhouse.com