Astrologi , Horoscop Dan Zodiak


ILMU PERBINTANGAN
Antara astronomi dan astrologi
By. Abu riyadl nurcholis majid ahmad

عن ابن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :" من اقتبس شعبة من النجوم فقد اقتبس شعبة من السحر زاد ما زاد "

Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mempelajari sebagian dari ilmu nujum, maka sebetulnya ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, semakin bertambah (ilmunya) semakin bertambah pula (dosanya)” (diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab At Tibb, 4/16 hadits yang ke 3905, Ibnu Majah dalam kitab Al Adab, 2/1228 hadits yang ke 3726, Imam Ahmad, 1/227, 331, Ibnu Abdil Barr dalam kitab Jami’ Bayanil Ilmi, 2/39, Asy Syaikh Albani dalam kitab Silsilah Ash Shohihah, no.793, dia menyampaikan hadits ini hasan)
Bagaimana aturan horoscop, zodiak dan sejenisnya…..?

Sungguh  sangat disayangkan sekali bahwa praktek ini sanggup kita terusan dari aneka macam media masa, baik cetak maupun elektronik, bahkan peramal-peramal itu  bisa kita dapatkan  pada handpone yg kita bawa kemana mana… naudzubillah…

Untuk mengetahui hukumnya  simak kajian berikut..


Sebelum kita membahas perbintangan maka yang pertama mesti diingat bahwa ilmu perbintangan sudah dikenal semenjak dahulu dan orang orang Arab dahulu biasa memilih waktu dan tanggal berdasarkan kemunculan bintang atau rembulan lantaran mereka tidak mengenal perhitungan/ matematika/ hitung menghitung sehingga mereka menghafal waktu-waktu didalam setahun menurut bintang-bintang yang muncul dan tenggelam. Namun apakah sama antara astronomi (ilmu FALAQ) dan astrologi?

Para ulama membagi ilmu perbintangan ini menjadi dua macam, yaitu :

1. Ilmu perbintangan untuk perhitungan, yaitu memilih awal bulan-bulan dengan menghitung perjalanan bintang. Berdasarkan perhitungan ibarat ini maka mereka sanggup mengetahui waktu-waktu, zaman-zaman, musim, arah kiblat dan sebagainya. Ilmu perbintangan ibarat ini merupakan salah satu cabang dari ilmu falak. Dan seringkali kebanyakan orang menamakan ilmu falak dengan ilmu perbintangan meski di sana terdapat perbedaan yang jauh antara orang-orang jago perbintangan dengan orang-orang jago falak dan antara ilmu perbintangan dengan ilmu falak.
Imam Bukhori berkata dalam kitab shohehnya bahwa Qotadah berkata:
قال البخاري في صحيحه : قال قتادة : " خلق الله هذه النجوم لثلاث : زينةً للسماء ، ورجوماً للشياطين ، وعلاماتٍ يُهتدى بها ، فمن تأول فيها غير ذلك أخطأ وأضاع نصيبه وكُلف ما لا علم له به " . انتهى صحيح البخاري – باب في النجوم . (2/420(
“Allah membuat bintang-bintang ini untuk tiga pesan tersirat : sebagai hiasan langit, sebagai alat pelempar syetan, dan sebagai tanda untuk petunjuk (arah dan sebagainya). Maka barang siapa yang beropini selain hal tersebut maka ia telah melaksanakan kesalahan, dan menyianyiakan nasibnya, serta membebani dirinya dengan hal yang diluar batas pengetahuannya”.(2/420)
Ibnu Ruslan mengatakan,”Adapun ilmu perbintangan yang dipakai untuk mengetahui waktu pergeseran arah kiblat, berapa yang lenyap dan berapa yang tersisa maka ini tidak termasuk yang dilarang.” (Nailul Author juz VII hal 206)
Maka dari pemaparan tersebut diatas  bahwa ilmu jenis ini ialah boleh bahkan diharapkan oleh umat islam

2. Ilmu Perbintangan untuk mengaitkan aneka macam kejadian di bumi dengan keadaan benda-benda angkasa mempunyai efek terhadap aneka macam kejadian yang terjadi di bumi, inilah yang dimaksud dengan astrologi. Seperti : rizqi, jodoh, karir, kebahagiaan hidup dengan pasangan, hari baik ,dll
Astrologi diharamkan dan dihentikan oleh syariat lantaran sebetulnya para astrolog ini menganggap adanya kekerabatan antara kejadian-kejadian yang terjadi pada insan dengan pergerakan bintang-bintang dan menganggap bahwa ia mempunyai efek terhadap kejadian-kejadian itu,  padahal ini ialah ilmu ghoib yang memilikinya hanya Tuhan Subhanahu wata’ala semata.

قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

Artinya : “Katakanlah: "tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui masalah yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui kalau mereka akan dibangkitkan.” (QS. An Naml : 65)

Para ulama’ telah bersepakat wacana pengharaman ilmu nujum (astrologi) dalam makna yang ibarat ini.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: ”Perbuatan astrologi yang membuat teori teori dan pemengaruh. Yang mana memakai keadaan / posisi benda-benda langit serta memadukan antara kekuatan benda-benda langit dan kejadian-kejadian di bumi ialah perbuatan yang diharamkan menurut al Qur’an dan Sunnah serta ijma umat bahkan ia diharamkan pula melalui ekspresi para rasul di setiap agama.” Sebagaimana firman Tuhan Ta’ala : “dan tidak akan sukses para penyihir itu dari semua diusahakan.[Thoha : 69] Majmu’ul Fatawa 35/192

Ibnu Ruslan didalam “Syarh as Sunan” mengatakan,”Yang dihentikan ialah apa yang dianggap oleh para astrolog(ahli nujum) bahwa mereka mengetahui aneka macam kejadian yang belum terjadi dan yang akan terjadi di masa yang akan tiba serta menduga bahwa mereka sanggup mengetahui itu semua melalui perjalanan bintang-bintang di daerah edarnya, penyatuan maupun perpisahan diantara bintang-bintang padahal itu merupakan hak yg dimiliki Tuhan dengan ilmu-Nya yg ghoib dari kita.” (Nailul Author juz VII hal 206)

Asy Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan(Fatawa al Aqidah hal 336),”Astrologi termasuk jenis sihir dan perdukunan yang diharamkan lantaran dibangun diatas imajinasi yang tidak realistis. Maka tidaklah ada kekerabatan antara kejadian-kejadian di bumi dengan apa yang terjadi di langit. Dan keyakinan orang-orang jahiliyah ialah bahwa matahari dan bulan tidaklah bersatu (gerhana) kecuali lantaran adanya simpulan hidup seseorang".

Pernah terjadi gerhana matahari di masa Nabi saw di hari simpulan hidup putranya, Ibrahim, dan orang-orang ketika itu mengatakan,”Gerhana mataha ini terjadi lantaran simpulan hidup Ibrahim.” Maka Nabi saw pun berkhutbah ketika shalat gerhana dan bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan ialah dua tanda dari gejala kebesaran Tuhan swt, dan tidaklah terjadi gerhana dikarenakan simpulan hidup atau kehidupan seseorang.”
Artinya Nabi saw membantah keterkaitan aneka macam kejadian di bumi dengan keadaan benda-benda langit sebagaimana ilmu nujum yang semakna ibarat ini (astrologi) ialah penggalan dari sihir dan perdukunan. Ia juga menjadi alasannya terhadap aneka macam imajinasi dan kebimbangan jiwa yang tidak realistis dan tidak mempunyai dasar dan menjatuhkan insan kedalam aneka macam khayalan, pesimistis serta kebimbangan yang tiada berujung.”


Dalil-dalil diharamkannya astrologi ini demikian banyak diantaranya :

1.
 عن ابن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :" من اقتبس شعبة من النجوم فقد اقتبس شعبة من السحر زاد ما زاد "
Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mempelajari sebagian dari ilmu nujum, maka sebetulnya ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, semakin bertambah (ilmunya) semakin bertambah pula (dosanya)” (diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab At Tibb, 4/16 hadits yang ke 3905, Ibnu Majah dalam kitab Al Adab, 2/1228 hadits yang ke 3726, Imam Ahmad, 1/227, 331, Ibnu Abdil Barr dalam kitab Jami’ Bayanil Ilmi, 2/39, Asy Syaikh Albani dalam kitab Silsilah Ash Shohihah, no.793, dia menyampaikan hadits ini hasan
Asy Syaukani menyampaikan bahwa makna “semakin bertambah dan semakin bertambah” maksudnya ialah apabila bertambah ilmu nujumnya maka seolah-olah bertambah pula sihirnya(dan dosanya). Telah diketahui bahwa intinya ilmu sihir ialah haram dan menambah ilmu sihir ini lebih haram lagi sebagaimana menambah ilmu nujum.” (Nailul Author juz VII hal 207)

2.
عن ابن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من اقتبس باباً من علم النجوم لغير ما ذكر الله فقد اقتبس شعبة من السحر . المنجم كاهن والكاهن ساحر والساحر كافر ) رواه رزين في مسنده . انظر مشكاة المصابيح 2/1296
Didalam riwayat lain dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw bersabda,”Barangsiapa mempelajari satu penggalan dari ilmu nujum untuk hal-hal yang tidak disebutkan Tuhan swt maka ia telah mempelajari satu cabang dari sihir. Ahli nujum ialah dukun dan dukun ialah penyihir dan penyihir ialah kafir.” (HR. Rozin didalam musnadnya. Lihat Misykaat al Mashobiih juz II hal 1296)

3.
 وعن أبي محجن مرفوعاً أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :( أخاف على أمتي من بعدي ثلاثاً : حيف الأئمة وإيماناً بالنجوم وتكذيباً بالقدر ) رواه ابن عساكر وابن عبد البر في جامع بيان العلم وصححه الألباني في صحيح الجامع 1/103
Dari Abi Mihjan bahwa Nabi saw bersabda,”Yang saya khawatirkan dari umatku sepeninggalku ialah tiga : kesewenang-wenangan umatku, mengimani (meyakini) ilmu nujum dan mendustakan takdir.” (HR. Ibnu Asyakir dan Ibnu Abdil Barr di kitab “Jami’ Bayan al Ilmi” dan dishahihkan oleh al Albani didalam “Shahih al Jami’” juz I hal 103)

4.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :( من أتى عرافا أو كاهناً فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد ) رواه أصحاب السنن وهو حديث صحيح كما قال الألباني في صحيح الترغيب والترهيب 3/172
Dari Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa mendatangi seorang peramal atau dukun kemudian dia membenarkan perkataannya maka sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ashabus Sunan. Hadits ini shahih sebagaimana dikatakan al Albani dalam shohih At targhib 3/172)

5.
وى الإمام مسلم في صحيحه (7 / 37) بسنده عن بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً.
Imam muslim meriwayatkan dalam shohihnya 7/37 dengan sanad beliau: dari sebagian istri-istri Nabi: dari Nabi  Shalallhu alaihi wasalam bersabda: “ Barang siapa yng mendatangi Peramal dan bertanya kepadanya wacana suatu ramalan maka tidak diterima sholatnya selama 40 hari”

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,”Peramal meliputi dukun, jago nujum dan sejenisnya termasuk orang-orang yang menganggap dirinya mengetahui perkara-perkara dengan cara-cara demikian.” (Majmu al Fatawa juz 37 hal 173)
Memperhatikan dua hadits terakhir diatas bahwa sebatas mendatangi seorang dukun dan bertanya sesuatu kepadanya sudah menimbulkan seorang muslim mendapat sangsi dengan tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Dan apabila dia membenarkan perkataannya maka dirinya telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad sholallahu alaihi wasalam.

Sebagaimana yg dirojihkan oleh syaikh Albani rohimahullah:
قال الشيخ الألباني : في السلسلة الضعيفة :(14 / 56) :   "من أتى كاهناً فصدقه بما يقول، فقد بريء مما أُنزل على محمد صلى الله عليه وسلم ومن أتاه غير مصدق له، لم تقبل له صلاة أربعين يوماً ".

Barangsiapa yang mendatangi dukun/paranormal dan mempercayainya maka dia telah berlepas diri dari apa yg diturunkan atas nabi Muhammad sholallhu alaihi wasalam, dan barangsiapa yang mendatanginya tanpa ia percaya maka tidak diterima sholatnya selama 40 hari.

Hal itu dikarenakan apa yang diturunkan kepada Muhammad ialah firman Tuhan swt :
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

Artinya : “Katakanlah: "tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui masalah yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui kalau mereka akan dibangkitkan.” (QS. An Naml : 65)
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا ﴿٢٦﴾  إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا ﴿٢٧﴾

Artinya : “(dia ialah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun wacana yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS. Al Jin : 26 – 27)

Ringkasnya : Bahwa ilmu ramalan dengan memakai bintang untuk mengetahui nasib seseorang, ibarat : jodoh, rezeki, kehidupan atau kematiannya termasuk bentuk kemusyrikan yang dihentikan agama.
Dan kita dihentikan keras untuk mendekatinya atau mencari tahu bintang kita sendiri atau orang lain ibarat scorpio, Gemini dll.  Sehingga hati kita tidak teracuni ramalan ramalan tersebut yng akan menimbulkan kita berdosa dan terjerumus dalam lubang kesyirikan. Naudzubillah tsumma naudzubillah.  

Semoga goresan pena ini bermanfaat dan menjadi peringatan untuk mendidik diri dan keluarga.
Wallahu a’lam bisshowab..

Ditulis di Sukoharjo , senin ba’da dzuhur 22 muharrom 1433 H/ 19 desember 2011


Sumber http://abu-riyadl.blogspot.com