Tokoh Syi'ah Idahram Buat Kekacauan Di Masjid

Idahram penyusup Syi'ah di badan NU


BIKIN KEKACAUAN DI MASJID RAYA BOGOR, SYAIKH IDAHRAM DI KECAM MASYARAKAT.


Bogor- Ahad 21 Juni 2015 diselenggarakan bedah buku propaganda "BUKAN FITNAH TAPI INILAH FAKTANYA, MEMBONGKAR TRADISI DUSTA WAHABI" di Masjid Raya

Bogor pukul 15.45 WIB dengan menghadirkan narasumber Syaikh Idahram (penulis buku "Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi").


Syaikh Idahram yang disebut-sebut sebagai pelopor Syi'ah itu menciptakan kedustaan atas nama kaum Sunni nusantara yang diwakili Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan Wahdah Islamiyah. Ia mengacaukan persatuan ummat Islam di Bogor dalam keheningan bulan suci Ramadhan dengan mengangkat informasi sektarian. Tak tanggung-tanggung, semua harokah dan pergerakan Islam di sesatkannya, semisal Salafi, Ikhwanul Muslimin, HTI, Muhammadiyyah,

Persis, Dll. Arogansi Syi'ah tercium secara halus dari pemaparannya selama bedah buku.

 WIB dengan menghadirkan narasumber Syaikh Idahram  Tokoh Syi'ah Idahram Buat Kekacauan di Masjid


"Masjid Raya Bogor kok dapat masuk tukang fitnah begitu sih? Siapa sih panitianya? Siapa yang mengundang? Seolah-olah panitia program tengah kecolongan tidak sadar

bahwa yang mereka undang itu ialah pelopor Syi'ah yang sengaja di susupi oleh pihak-pihak tertentu untuk melaksanakan test of the water terhadap kaum muslimin di bulan suci Ramadhan", ujar Ustadz Abu Husein At-

Thuwailibi. Aktivis Syi'ah yang menyatakan bahwa mazhab ahlus sunnah itu ada lima; yaitu salah satunya mazhab ja'fari ini, kaget dan pucat pasih, lantaran tanpa di duga, ditengah ia sedang asyik membedah buku propagandanya itu tiba-tiba hadir sejumlah tokoh dan pelopor muslim pembela Sunnah,

Ustadz Abu Husein At-Thuwailibi (Ketua Forum Nasional Seruan Al-Haq) tiba-tiba masuk bersama KH.Qamaruddin, MA dari DDII dan eksklusif duduk dibarisan terdepan sempurna dihadapan Syaikh Idahram, tak di duga disana juga hadir Ustadz DR. Muhammad Sarbini, MA (Dewan Penasehat HASMI), Ustadz Abu Muhammad Dwiono Koesen Al-Jambi,SE.MM (Dewan pembina Forum Nasional Seruan Al-Haq), KH.Abbas Aula (Ketua DDII kota bogor), KH.Adam Ibrahim (Ketua MUI bogor), dan sejumlah tokoh dari Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami (HASMI), Dewan Dakwah, dll.


"Saya ditelfon oleh Ketua MUI Bogor bidang pengkajian dan anutan sesat, Ustadz Willyuddin Wardani, untuk tiba di program bedah buku Idahram ini", ujar Ust. Abu Husein At-Thuwailibi.


Keadaan mulai memanas, program yang berlangsung di dalam Masjid Raya Kota Bogor ini pun berakhir ricuh, pihak panitia membatasi waktu bagi para audience untuk bertanya atau memperlihatkan tanggapan. Seakan-akan waktu sudah mereka setting biar tidak boleh ada yang berbicara.


Sejumlah tokoh sepuh dari DDII sudah bergumam dan emosional melihat kedustaan dan kejahatan verbal Idahram yang penuh arogansi sektarian itu memecah belah persatuan jamaah Masjid Raya Kota Bogor.


"Ente pendusta, kadzdzab, tidak ilmiah, mesti ada pembanding, harus ilmiah dong, jangan licik, ini bulan Ramadhan, jangan buat ricuh", teriak Ustadz Ja'far Aziz dari Dewan Dakwah kota bogor.


"Ustad Abu Husein harus maju, Ustad Abu Husein mau bicara, harus ada pembanding, jangan picik" , teriak Ustadz Ja'far Azis menegaskan.


Ditengah-tengah kondisi mulai memanas dikala ketua DDII kota Bogor, KH. Abbas Aula di batasi waktu bicaranya, Ust. Abu Husein At-Thuwailibi maju kedepan dan minta izin ke moderator biar diberi waktu 5 menit untuk bicara, namun ia tetap tidak boleh bicara oleh moderator dengan alasan waktu sudah habis.


Saat itu pula Ustadz muda dari Forum Nasional Seruan Al-Haq ini meraih microfon dari tangan seorang panitia dan eksklusif berbicara dengan lantang dihadapan hadirin, "Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh, Hadirin sekalian, ini bulan suci Ramadhan, kita tidak boleh menciptakan fitnah dan laga domba, perkenalkan, saya Abu Husein At-Thuwailibi, dari Forum Nasional Seruan Al-Haq, ingin mengumumkan bahwa Syaikh Idahram ini ialah pelopor pemecah belah, buku-bukunya penuh propaganda, dia menulis buku berjudul "Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi" dengan mencatut nama KH. Arifin Ilham, tapi sehabis ditanyakan eksklusif ke KH. Arifin Ilham, ternyata KH. Arifin Ilham mengaku tidak pernah memberi kata sambutan atau testimoni apapun atas buku anyir ini, bahkan membacanya pun belum pernah.


Nah, ini mengambarkan bahwa Idahram ini ialah PENDUSTA. Dan dusta itu merupakan ciri-ciri Syi'ah. Waspadalah dengan buku ini ....dst" ujar dia berorasi.


Ditengah dia sedang berorasi, memaparkan jawaban terhadap Idahram, hadirin pada berteriak "Allaahu Akbar", seorang hadirin membentak-bentak Idahram dengan nada tinggi, kondisi memanas, panitia program pada keluar lantaran ketakutan, mereka berusaha mendinginkan suasana yang semakin ricuh.


"Saya menyayangkan perilaku Idahram yang telah menciptakan kekacauan di bulan suci Ramadhan. Ia menciptakan propaganda antar umat lintas mazhab, sehingga terjadi pertengkaran di dalam masjid, ia memang sudah kelewat batas. Bagi saya ia telah melaksanakan teror ideologi dan memecah-belah persatuan ummat islam di bogor", tangkas Da'i muda yang juga menjadi pembina mu'allaf di kota cibubur itu.


Idahram pun tampak ketakutan, belum pernah kejadian ia dikecam oleh masyarakat lantaran perbuatan teror pemikiran yang ia propagandakan selama ini ditengah ummat, sehabis ia dipecat dan diusir secara tidak hormat dari Jakarta Islamic Centre (JIC).

Sebelum meninggalkan daerah kejadian, Ustadz Abu Husein At-Thuwailibi berupaya menghampiri Idahram untuk berjabat tangan dan meminta maaf kepadanya guna melapangkan dada.


Idahram tampak murka dan tidak memafkan Ustadz Ahat meski telah menarik tangannya untuk bersalaman. Ustadz Ahat berujar, "Ya begitulah akhlaq Syi'ah. Enggan memaafkan orang lain, dia akan memafkan jikalau yang minta maaf itu orang syiah. Yakni yang satu anutan dengannya. Tapi jikalau orang muslim minta maaf tidak dimaafkan olehnya lantaran dianggapnya kafir. Kalau saya minta maaf itu bukan lantaran saya menyesal. Tapi lantaran ini bulan ramadhan, saya minta maaf padanya dikarenakan telah menciptakan ia ketakutan disebabkan tingkahnya sendiri yang memprovokasi ummat islam di masjid raya bogor. Dan saya justru bersyukur dibulan ramadhan ini saya dianugerahi oleh Yang Mahakuasa berupa kesempatan untuk menggagalkan provokasi seorang 'teroris ideologi' yang menyusup di badan NU. Kita harus menjaga NU dari 'teroris' semacam Idahram".