Fungsi Dan Peranan Insan Dalam Islam

Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka tugas yang dilakukan yakni sebagai pelaku anutan Tuhan dan sekaligus penggagas dalam membudayakan anutan Allah. Untuk menjadi pelaku anutan Allah, apalagi menjadi penggagas pembudayaan anutan Allah, seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, gres sesudah itu kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya yakni :
  1. Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq yakni mempelajari ilmu Tuhan yaitu Al Qur’an.
  2. Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Tuhan maka wajib untuk mengajarkannya kepada insan lain.Yang dimaksud dengan ilmu Tuhan yakni Al Alquran dan juga Al Bayan
  3. Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu semoga membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Tuhan kepada manusia.

a. Fungsi Manusia Terhadap Diri Pribadi
Manusia eksklusif terdiri dari kesatuan unsur jasmani dan rohani, unsur rohani terdiri dari cipta (akal), rasa dan karsa. Fungsi insan terhadap diri eksklusif yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan unsur-unsur tersebut secara menyeluruh semoga kebutuhan eksklusif tetap terjaga. Unsur jasmani yang memerlukan makan-minum, pakaian, daerah tinggal, kesehatan dan sebagainya dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Akal yang merupakan salah satu segi unsur rohani kita bertabiat suka berpikir. Tabiat suka berpikir akan dipenuhi dengan banyak sekali macam ilmu pengetahuan yang mempunyai kegunaan bagi hidup manusia. Rasa yang juga merupakan salah satu segi unsur rohani yang selalu merindukan keindahan, kebenaran, keadilan dan sebagainya itu kita penuhi pula kebutuhannya dengan banyak sekali keseniaan yang sehat, hidup dengan pedoman yang benar, berlaku adil dan sebagainya [Ahmad Azhar Basyir, 1985 : 4]. Perasaan yang rindu kepada kebaikan diisi dengan nilai-nilai moral, perasaan yang rindu kepada keindahan diisi dengan nilai-nilai seni-budaya, perasaan yang rindu kepada kemuliaan diisi dengan taqwa, perasaan yang rindu kepada kesucian diisi dengan usaha-usaha meninggalkan sifat-sifat tercela, menyerupai dengki, takabbur, aniaya dan sebagainya (Ahmad Azhar Basyir, 1984 : 8),

b. Fungsi Manusia Terhadap Masyarakat
. Firman Allah, QS. al-Hujarat : 13, Tuhan mengajarkan kepada insan sebagai berikut : "Hai manusia, Kami telah membuat kau dari seorang pria dan seorang perempuan, dan telah kami jadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kau saling mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kau di hadirat Tuhan ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Tuhan Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" [QS.al-Hujarat: 13].
Dari ayat ini sanggup diketahui bahwa insan yakni makhluk individual, makhluk relegius, dan makhluk sosial. "Sebagai makhluk individual insan mempunyai dorongan untuk kepentingan pribadi, sebagai makhluk relegi insan mempunyai dorongan untuk mengadakan relasi dengan kekuatan di luarnya [Allah], adanya relasi yang bersifat vertikal, dan sebagai makhluk sosial insan mempunyai dorongan untuk berafiliasi dengan insan yang laiannya", ...maka kemudian terbentuklah kelompok-kelompok masyarakat [Bimo Walgito, 1987 : 41].
 maka tugas yang dilakukan yakni sebagai pelaku anutan Tuhan dan sekaligus penggagas dalam  Fungsi Dan Peranan Manusia Dalam Islam

Fungsi insan terhadap masyarakat terbangun atas dasar sifat sosial yang dimiliki manusia, yaitu adanya kesedian untuk selalu melaksanakan interaksi dengan sesamanya. Ditegaskan dalam al-Qur'an bahwa insan selalu mengadakan relasi dengan Tuhannya dan juga mengadakan relasi dengan sesama manusia. Kesedian untuk memperhatikan kepentingan orang lain, dalam hal ini yakni tolong menolong. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur'an surat al-Maidah ayat 2, sebagai berikut :
"Dan tolong menolong-menolong kau dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan bersama-sama dalam berbuat dosa dan pelanggaran".

c. Fungsi Manusia Terhadap Alam dan Lingkungan
Fungsi insan terhadap alam yakni bagaimana insan memanfaatkan potensi alam untuk mencukupkan kebutuhan hidup manusia. Banyak ayat-ayat al-Qur'an yang menegaskan bahwa segala sesuatu di langit dan dibumi ditundukan Tuhan kepada insan untuk memenuhi kebutuhan hidup insan sendiri [QS.al-Jatsiyah:13]. Laut, sungai, matahari, bulan, siang dan malam dijadikan sebagai sarana kemakmuran hidup insan [QS. Ibrahim : 32-34]; hewan ternak diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup insan [QS. an-Nahl : 5] ; bahari ditundukkan kepada insan sebagai sarana komunikasi dan untuk digali dan dimanfaatkan kekayaannya [QS. Fathir:12 dan an-Nahl:14] [Ahmad Azhar Basyir, 1988 : 40].

Dalam memenuhi fungsi insan terhadap alam, hendaknya selalu diusahakan semoga keselamatan insan tidak terganggu. Tidak memanfaatkan potensi alam secara berlebih-lebihan, semoga generasi mendatang masih sanggup menikmatinya, alasannya yakni potensi alam terbatas [Ahmad Azhar Basyir, 1985 : 16]. Apabila berlaku belebih-lebihan, tamak, rakus, dalam menanfaatkan potensi alam akan berakibat kerusakan pada insan itu sendiri. Dalam relasi ini, Tuhan memperingatkan insan [QS. Ruum : 41] bahwa, "Kerusakan di darat dan bahari terjadi akhir perbuatan tangan insan sendiri; Tuhan mencicipi kepada mereka sebagai [akibat] perbuatan mereka, supaya mereka kembali ke jalan yang benar". Berdasarkan ayat ini, maka pemanfaatan potensi alam untuk kepentingan insan sekarang, harus memperhatikan kepentingan generasi mendatang, dengan berusaha menjaga, melestarikan potensi alam tersebut.

d. Fungsi Manusia Terhadap Tuhan
Fungsi insan terhadap Tuhan ditegaskan dalam al-Qur'an surat adz-Dzariyat ayat 56, sebagai berikut :
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan insan melainkan semoga mereka beribadah kepada-Ku". Dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 21, Tuhan memerintahkan insan untuk beribadah, sebagai berikut :
"Hai manusia, beribadahlah kau kepada Tuhanmu yang telah membuat kau dan orang-orang sebelummu, semoga kau bertaqwa".


Dengan demikian, beribadah kepada Tuhan yang menjadi fungsi insan terhadap Tuhan baik dalam bentuknya umum maupun dalam bentuk khusus. Ibadah dalam bentuk umum ialah melaksanakan hidup sesuai ketentuan-ketentuan Allah, sebagaimana diajarkan al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Ibadah dalam pengertiam umum meliputi segala macam perbuatan, tindakan dan perilaku insan dalam hidup sehari-hari. Sedangkan ibadah dalam bentuk khusus (mahdhah) yaitu banyak sekali macam dedikasi kepada Tuhan yang cara melakukannya sesuai dengan ketentuan syara'.

Dalam bidang 'aqidah, fungsi insan terhadap Tuhan yakni meyakini bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah. Bertuhan kepada selain Tuhan berarti suatu penyimpangan dari fungsi insan terhadap Allah. Bertuhan kepada Tuhan yakni sesuai sifat dasar insan yaitu sifat relegius, tetapi sifat "hanief" yang ada pada insan membuat insan harus condong kepada kebenaran yaitu mentauhidkan Allah.