Sudah berdoa? Sudah berusaha? Namun harapan tak kunjung jadi kenyataan. Doa tak kunjung terkabulkan. Pelajari penyebabnya di sini.
Bicara wacana doa, ada sebuah firman Tuhan SWT yang Insya Tuhan artinya bergini: "Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan"
Sebuah ayat yang sangat terang sekali, bahwa Tuhan SWT pasti mengabulkan setiap doa hamba-Nya. Tanpa kecuali. Ini ayat. Ini firman Allah. Ini bukan main-main.
Lalu mengapa sebagian dari kita yang sudah rajin berdoa, tapi doa tersebut tak kunjung terkabul, tak kunjung menjadi kenyataan? Mengapa Doa Belum Dikabulkan? Dimana masalahnya?
Melalui artikel ini, aku mencoba menjawab yang barangkali ini menjadi materi instrospeksi kita, mengapa doa kita belum terkabul.
Di antara penyebabnya adalah:
Mengapa?
Dalam sebuah buku The Secret dikatakan bahwa "apa yang anda pikirkan, itulah yang akan terjadi". Jika kita berprasangka baik, maka kebaikan yang akan terjadi. Jika kita berprasangka buruk, maka keburukan akan terjadi.
Demikian halnya dengan doa. Kalau doa kita belum terkabul, cukup berprasangka baik saja sama Tuhan bahwa Tuhan pasti mengabulkan doa kita. Mungkin belum saatnya. Mungkin kita belum membutuhkannya. Mungkin diganti dengan yang lebih baik. Mungkin dibalas dengan kebaikan lain. Mungkin disimpan untuk kehidupan akhirat. Semua ini mengerucut pada satu hal, yakni berprasangka baik kepada Allah. Husnudzon.
Insya Allah, kita pasti mendapatkan yang baik-baik.
Apa akhirnya seorang sales menyampaikan suatu produk kepada customer, sementara dia sendiri tidak yakin dengan produk yang dijualnya.
Sekali lagi, apa yang anda pikirkan itulah yang akan terjadi. Jika kita tidak yakin, maka kemungkinan besar tidak akan terjadi.
Sebagai contoh. Jika kita memuji sang istri dengan lapang dada atas segala perhatian dan kasih sayangnya, maka si istri pun tentu akan lebih sayang dan lebih perhatian lagi terhadap kita.
Jika kita mendapatkan ungkapan rasa terima kasih dari orang lain atas apa yang kita berikan, maka kita pun tentu akan menyampaikan lebih baik lagi, lebih banyak dan lebih sering. Bisa jadi.
Syukur itu mengundang nikmat yang lain.
Jangan berpikir 'mengapa aku tidak punya kendaraan beroda empat sementara orang lain bisa?' Semestinya kita bersyukur masih punya kaki. Orang lain? Ada yang tidak bisa jalan.
Sebisa mungkin, hal-hal yang baik-lah yang kita pikirkan. Syukuri apa yang ada. Nikmati. Jangan memikirkan yang tidak ada.
Jangan membandingkan kehidupan kita dengan kesuksesan orang lain. Ini berat. Hidup gak ada syukurnya. Hidup gak tenang, alasannya yakni panas melihat orang lain lebih kaya, lebih mapan. Sekali lagi jangan.
Kebanyakan dari kita berdoa tidak selaras dengan pikiran dan perasaan. Contoh: seseorang berdoa ingin banyak rezeki dan kaya raya (secara lisan), sementara pikirannya fokus pada kemiskinan. Dia menyesali kemiskinan. Siang malam, dia menganggap dirinya paling miskin di dunia sehingga tidak bisa membayar utang. Ini kan namanya tidak selaras. Bukan begitu?
Tentu, selain lima hal di atas, kita pake juga adab-adab berdoa biar doa kita dikabulkan. Pake juga tatacara berdoa yang baik. Pake sholawat. Pake istighfar. Pake Hamdallah. Insya Allah, doa kita cepat dikabul. Pelajari juga wacana tata cara berdoa biar cepat terkabul.
Kapan-kapan, nanti kita bahas mengenai penghalang doa.
Bicara wacana doa, ada sebuah firman Tuhan SWT yang Insya Tuhan artinya bergini: "Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan"
Sebuah ayat yang sangat terang sekali, bahwa Tuhan SWT pasti mengabulkan setiap doa hamba-Nya. Tanpa kecuali. Ini ayat. Ini firman Allah. Ini bukan main-main.
Lalu mengapa sebagian dari kita yang sudah rajin berdoa, tapi doa tersebut tak kunjung terkabul, tak kunjung menjadi kenyataan? Mengapa Doa Belum Dikabulkan? Dimana masalahnya?
Melalui artikel ini, aku mencoba menjawab yang barangkali ini menjadi materi instrospeksi kita, mengapa doa kita belum terkabul.
Di antara penyebabnya adalah:
- Buruk Sangka
- Tidak Yakin
- Tidak Bersyukur
- Tidak Selaras
Mari kita bahas satu per satu
Buruk sangka
Satu hal yang menjadi penyebab utama mengapa harapan tak kunjung tercapai, doa belum terkabul, dan keinginan tak kunjung jadi kenyataan yakni buruk sangka. Dalam istilah lain yakni negative thinking.Mengapa?
Dalam sebuah buku The Secret dikatakan bahwa "apa yang anda pikirkan, itulah yang akan terjadi". Jika kita berprasangka baik, maka kebaikan yang akan terjadi. Jika kita berprasangka buruk, maka keburukan akan terjadi.
Demikian halnya dengan doa. Kalau doa kita belum terkabul, cukup berprasangka baik saja sama Tuhan bahwa Tuhan pasti mengabulkan doa kita. Mungkin belum saatnya. Mungkin kita belum membutuhkannya. Mungkin diganti dengan yang lebih baik. Mungkin dibalas dengan kebaikan lain. Mungkin disimpan untuk kehidupan akhirat. Semua ini mengerucut pada satu hal, yakni berprasangka baik kepada Allah. Husnudzon.
Insya Allah, kita pasti mendapatkan yang baik-baik.
Tidak Yakin
Apa akhirnya kalau seorang pemimpin berbicara di hadapan bawahannya, sementara dia tidak yakin dengan yang diucapkannya. Bicaranya pasti terasa hambar.Apa akhirnya seorang sales menyampaikan suatu produk kepada customer, sementara dia sendiri tidak yakin dengan produk yang dijualnya.
Sekali lagi, apa yang anda pikirkan itulah yang akan terjadi. Jika kita tidak yakin, maka kemungkinan besar tidak akan terjadi.
Tidak Bersyukur
Syukur itu bukan sekedar Alhamdulillah. Syukur itu yakni ungkapan perasaan atas segala nikmat yang telah diterima. Syukur itu berterima kasih. Syukur itu pujian.Sebagai contoh. Jika kita memuji sang istri dengan lapang dada atas segala perhatian dan kasih sayangnya, maka si istri pun tentu akan lebih sayang dan lebih perhatian lagi terhadap kita.
Jika kita mendapatkan ungkapan rasa terima kasih dari orang lain atas apa yang kita berikan, maka kita pun tentu akan menyampaikan lebih baik lagi, lebih banyak dan lebih sering. Bisa jadi.
Syukur itu mengundang nikmat yang lain.
Jangan berpikir 'mengapa aku tidak punya kendaraan beroda empat sementara orang lain bisa?' Semestinya kita bersyukur masih punya kaki. Orang lain? Ada yang tidak bisa jalan.
Sebisa mungkin, hal-hal yang baik-lah yang kita pikirkan. Syukuri apa yang ada. Nikmati. Jangan memikirkan yang tidak ada.
Jangan membandingkan kehidupan kita dengan kesuksesan orang lain. Ini berat. Hidup gak ada syukurnya. Hidup gak tenang, alasannya yakni panas melihat orang lain lebih kaya, lebih mapan. Sekali lagi jangan.
Tidak selaras
Berdoa itu harus selaras. Seimbang. Selaras antara pikiran, perasaan dan ucapan. Ternyata, ini yang menjadi alasan mengapa orang yang terdzolimi dikabulkan doanya. Karena dia berdoa dengan penuh perasaan. Doanya bukan sekedar kata-kata tanpa perasaan.Kebanyakan dari kita berdoa tidak selaras dengan pikiran dan perasaan. Contoh: seseorang berdoa ingin banyak rezeki dan kaya raya (secara lisan), sementara pikirannya fokus pada kemiskinan. Dia menyesali kemiskinan. Siang malam, dia menganggap dirinya paling miskin di dunia sehingga tidak bisa membayar utang. Ini kan namanya tidak selaras. Bukan begitu?
Mengapa doa belum dikabulkan? Barangkali kita berdoa hanya sekedar berdoa tanpa melibatkan pikiran /perasaan. Atau mungkin lupa susila dan tata caranya.
Tentu, selain lima hal di atas, kita pake juga adab-adab berdoa biar doa kita dikabulkan. Pake juga tatacara berdoa yang baik. Pake sholawat. Pake istighfar. Pake Hamdallah. Insya Allah, doa kita cepat dikabul. Pelajari juga wacana tata cara berdoa biar cepat terkabul.
Kapan-kapan, nanti kita bahas mengenai penghalang doa.
Wallaahu a'lam.