Kunci Hidup Bahagia - Apakah Anda bahagia? Menurut psikolog Jessamy Hibberd, hal-hal kecil mampu berdampak besar dan membuat hati kita bahagia. Seperti bertemu teman, tertawa, bersyukur, dan berbagi. Inilah hal-hal kecil yang ia sarankan.
Btw, negara mana yang paling berbahagia? Survei World Happiness Report merilis, ternyata Denmark berada di peringkat pertama sebagai negara paling berbahagia di dunia. Sementara, Burundi, berada di posisi paling buncit.
Laporan itu juga memuat negara-negara yang memiliki kesenjangan sosial yang lebih sedikit ternyata warganya hidup jauh lebih bahagia. Swiss, Islandia, Norwegia dan Finlandia, layaknya Denmark, yaitu negara-negara yang paling baik dalam jaminan keamanan sosial. Dan mereka yaitu lima besar sebagai negara paling berbahagia.
Posisi Amerika Serikat berada di peringkat ke-13. Nomor paling buncit dari 156 yaitu Burundi, bukan Suriah. Burundi mengalami banyak kekerasan serta gonjang-ganjing politik. Bahkan negara itu dianggap paling tak bahagia dibanding Suriah.
Indonesia berada dalam tingkat kebahagiaan di posisi 79. Rusia di peringkat 56 dan Jepang di peringkat 53. Laporan itu dirilis UN's Sustainable Development Solutions Network, dari Gallup World Poll yang mensurvei 1.000 orang dari setiap negara. Proses tersebut dihelat selama 3 tahun berturut turut.
Mungkin Anda bertanya, “Bisakah bahagia, sementara kita belum punya apa-apa?” Ternyata bisa. Penjelasan berikut ini sangat penting. Saya berharap Anda mau membacanya hingga tuntas dan mau men-share-nya.
Bukan apa-apa, biar Anda dan keluarga Anda mampu bahagia, selalu, tanpa ketergantungan terhadap uang atau apapun. Apalagi bergantung pada pemerintah. Lantas, bagaimana caranya bahagia, padahal kita belum punya apa-apa? Percayalah, ini soal keputusan, bukan soal kepemilikan.
"Saya memutuskan untuk bahagia," Batinkan menyerupai itu. Sekali lagi percayalah, ini soal keputusan. Kalau Anda menganggap 'punya rumah, gres mampu bahagia' maka anggapan itu cuma bertahan 12 bulan hingga 24 bulan. Nggak lama. Tapi jikalau Anda memutuskan untuk bahagia entah punya atau belum punya, maka keputusan itu akan berdampak lebih lama.
Kunci hidup bahagia adalah, pertama jangan pernah menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal yang bersifat eksternal menyerupai rumah, mobil, santunan masyarakat, kebijakan pemerintah, dst. Hendaknya digantungkan pada hal-hal yang bersifat internal menyerupai pikiran, perasaan, dan keputusan.
Kedua, jangan membandingkan kehidupan Anda dengan kekayaan orang lain. Standar kekayaan bersama-sama yaitu perbandingan kehidupan kita sekarang dengan kehidupan kita di masa lalu. Bukan dibandingkan dengan kekayaan orang lain.
Selanjutnya, jangan lupa perbanyak dzikir, shalawat, dan membaca Al Quran. Dzikir itu mampu menentramkan hati dan pikiran. Begitu pun sama halnya dengan membaca Al Quran. Al Alquran mampu menyejukkan hati para pembacanya.
Bagi Anda yang dikala ini merasa kurang bahagia, gundah gulana, atau bingung tingkat tinggi berikut ini ada sebuah video yang barangkali mampu mengobati hati dan pikiran. Selamat menonton.
Btw, negara mana yang paling berbahagia? Survei World Happiness Report merilis, ternyata Denmark berada di peringkat pertama sebagai negara paling berbahagia di dunia. Sementara, Burundi, berada di posisi paling buncit.
Laporan itu juga memuat negara-negara yang memiliki kesenjangan sosial yang lebih sedikit ternyata warganya hidup jauh lebih bahagia. Swiss, Islandia, Norwegia dan Finlandia, layaknya Denmark, yaitu negara-negara yang paling baik dalam jaminan keamanan sosial. Dan mereka yaitu lima besar sebagai negara paling berbahagia.
Posisi Amerika Serikat berada di peringkat ke-13. Nomor paling buncit dari 156 yaitu Burundi, bukan Suriah. Burundi mengalami banyak kekerasan serta gonjang-ganjing politik. Bahkan negara itu dianggap paling tak bahagia dibanding Suriah.
Indonesia berada dalam tingkat kebahagiaan di posisi 79. Rusia di peringkat 56 dan Jepang di peringkat 53. Laporan itu dirilis UN's Sustainable Development Solutions Network, dari Gallup World Poll yang mensurvei 1.000 orang dari setiap negara. Proses tersebut dihelat selama 3 tahun berturut turut.
Mungkin Anda bertanya, “Bisakah bahagia, sementara kita belum punya apa-apa?” Ternyata bisa. Penjelasan berikut ini sangat penting. Saya berharap Anda mau membacanya hingga tuntas dan mau men-share-nya.
Bukan apa-apa, biar Anda dan keluarga Anda mampu bahagia, selalu, tanpa ketergantungan terhadap uang atau apapun. Apalagi bergantung pada pemerintah. Lantas, bagaimana caranya bahagia, padahal kita belum punya apa-apa? Percayalah, ini soal keputusan, bukan soal kepemilikan.
"Saya memutuskan untuk bahagia," Batinkan menyerupai itu. Sekali lagi percayalah, ini soal keputusan. Kalau Anda menganggap 'punya rumah, gres mampu bahagia' maka anggapan itu cuma bertahan 12 bulan hingga 24 bulan. Nggak lama. Tapi jikalau Anda memutuskan untuk bahagia entah punya atau belum punya, maka keputusan itu akan berdampak lebih lama.
Kunci hidup bahagia adalah, pertama jangan pernah menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal yang bersifat eksternal menyerupai rumah, mobil, santunan masyarakat, kebijakan pemerintah, dst. Hendaknya digantungkan pada hal-hal yang bersifat internal menyerupai pikiran, perasaan, dan keputusan.
Kedua, jangan membandingkan kehidupan Anda dengan kekayaan orang lain. Standar kekayaan bersama-sama yaitu perbandingan kehidupan kita sekarang dengan kehidupan kita di masa lalu. Bukan dibandingkan dengan kekayaan orang lain.
Selanjutnya, jangan lupa perbanyak dzikir, shalawat, dan membaca Al Quran. Dzikir itu mampu menentramkan hati dan pikiran. Begitu pun sama halnya dengan membaca Al Quran. Al Alquran mampu menyejukkan hati para pembacanya.
Bagi Anda yang dikala ini merasa kurang bahagia, gundah gulana, atau bingung tingkat tinggi berikut ini ada sebuah video yang barangkali mampu mengobati hati dan pikiran. Selamat menonton.