Kesuksesan yaitu sebuah keberhasilan dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan dan kita impikan. Contoh: jikalau seseorang yang ingin menjadi pengusaha muda dan berhasil menjalankan bisnis, maka beliau sudah bisa dikatakan sukses. Sukses tidak selalu identik dengan bisnis. Seseorang yang berhasil mencetak anak muridnya menjadi juara 1, itu pun sudah bisa dikatakan sukses. Seorang suami yang berhasil mendidik istrinya menjadi istri sholehah, juga bisa dikatakan sudah sukses.
Arti sebuah kesuksesan bagi saya yaitu sebuah keberhasilan secara finansial yang dicapai melalui banyak sekali rintangan (cemoohan, hinaan, ejekan, penolakan) dan perjuangan.
Arti sebuah kekayaan bagi saya yaitu sebuah kondisi keuangan sekarang yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi masa lalu.
Saya terlahir di sebuah keluarga miskin. Ayah saya tukang bangunan. Ibu saya yaitu tukang basuh baju. Saya yaitu anak keempat dari kelima bersaudara. Namun tiga kakak saya, sudah meninggal lebih dulu sebelum saya lahir. Sampai ketika ini saya belum pernah melihat wajah kakak-kakak saya. Adik saya, Eman Sulaeman, sudah meninggal semenjak kelas 1 SMA.
Sejak kecil, saya dibesarkan dengan cemoohan dari saudara-saudara dari ibu saya. Ketika orang lain menghina saya dan keluarga saya, saya tidak bisa berkata banyak. Kami mengakui, kami memang miskin.
Ketika saya berada di dingklik SMP dan pesantren, ibu saya pernah meminjam uang kepada paman saya untuk membiayai sekolah saya. Namun apa yang didapat tidaklah ibarat yang diharapkan. Bukan uang santunan yang didapat, tapi cemoohan dan hinaan yang diraih. "Kalau memang sudah gak mampu, ngapain sekolah tinggi-tinggi. Pake masuk pesantren segala. Kalau gak bisa gak bisa aja." Saya masih ingat kata-kata itu, dari dongeng ibu saya. Saat itu paman saya masih berjaya.
Saya bersekolah dan mengaji di sebuah pondok pesantren modern di Bogor. Saya memang sering telat bayaran. Ya, mau gimana lagi, anak orang miskin.
Setelah lulus SMA, saya mempunyai harapan untuk masuk sekolah tinggi tinggi. Biar jadi sarjana. Biar ada perbaikan finansial. Biar ibu saya, ayah saya, saya dan istri saya, tidak belangsak mulu.
Namun untuk masuk sekolah tinggi tinggi, butuh uang yang lumayan besar. Akhirnya, saya memutuskan untuk bekerja dulu gres kuliah.
Di tengah perjalanan kuliah, saya pun mengalami hal yang sama. Tidak bisa bayar kuliah. Saat meminjam uang ke bendahara kantor, apa tanggapan si bendahara? Bukan uang yang diterima tapi hinaan yang didapat. Sama saja, ketika ibu saya minjam uang dulu kepada paman saya.
Sedih memang ya, hidup miskin itu. Perih. Teman menjauh. Saudara bisanya hanya menghina dan mengejek.
Astagfirullahal adzim. Laa ilaaha illallah. Laa haula wa laa quata illa billahil 'aliyyil adzim.
Miskin itu pahit. Tidak punya uang itu perih. Benar-benar perih. Memang, banyak orang berkata "uang bukan segalanya. Uang tidak dibawa mati." Itu benar, tapi tidak punya uang itu perih. Pahit. Pahit buanget.
Singkat cerita, Yang Mahakuasa menawarkan jalan terbaik bagi saya. Saya melihat video ceramah seorang ustadz. Isi ceramah tersebut wacana perubahan nasib, semua orang bisa jadi pengusaha, dan riyadhoh islami.
Saya jalankan pesan dari ustadz tersebut. Waktu itu bulan Ramadhan tahun 2013. Seiring berjalannya waktu, saya dawam dengan dzikir dan amalan lain sesuai dengan pesan ceramah ustadz tadi.
Namun, apa yang terjadi? Kondisi saya malah makin terpuruk. Makin susah. Makin tidak punya uang.
Saya tidak putus asa. Saya yakin, Yang Mahakuasa SWT pasti datang. Saya yakin, Yang Mahakuasa pasti menolong saya. Saya lanjutin terus, amalan dan riyadhohnya.
Ternyata....
Keajaiban Yang Mahakuasa itu memang datang dengan cara yang tidak diduga.
Saya menerima proyek senilai 200 juta rupiah.
Sejak itu, saya terusin amalan riyadhoh tersebut. Termasuk sedekah. Termasuk baca Al Quran. Baca Al Waqiah.
Saya sangat bersyukur dengan kondisi keluarga saya ketika ini. Alhamdullilah. Bukan sombong. Harta, uang, kekayaan bukan untuk disombongkan. Saya hanya sekedar tahaddust bini'mah. Saya bersyukur dengan kendaraan yang saya miliki, uang yang saya miliki, istri dan anak yang sholeh, keluarga yang sakinah, dan banyak sekali kenikmatan yang Yang Mahakuasa titipkan kepada keluarga kami.
Sekian dulu ya.
Mungkin, di lain kesempatan saya akan bercerita lebih panjang lebar lagi. Silahkan baca dulu tentang
40 Hari Menjadi Kaya Raya Beneran
Terima kasih ya.