Waktu Ialah Emas

Engkau  adalah Hari-Harimu.


Waktu mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan manusia, gerak gerik mereka tidak pernah lepas dari proses perputaran waktu. Di dalam waktulah semua aktifitas  yang baik maupun yang jelek terjadi.
Barangsiapa yang memperhatikan kehidupan insan di alam ini pasti ia akan menjumpai tiga kelompok insan dalam menyikapi urgensitas waktu.




Kelompok 1 :  mereka ini ialah secara umum dikuasai manusia, yaitu tidak pernah terlintas dalam benak mereka akan pentingnya nilai waktu. Mereka juga tidak ambil pusing akan ancaman meremehkannya. Hal ini menjadikan mereka karam dalam kesia-sian sampai ajal datang, sedang mereka tidak mempunyai bekal yang cukup untuk berjumpa dengan Rabb-nya. Mereka kemudian berpindah ke dalam dimensi kehidupan lain yang belum pernah dirasakan sebelumnya dalam keadaan hina-dina penuh penyesalan dan kerugian.
Tuhan Ta'ala menggambarkan penyesalan orang-orang yang waktu di dunianya berlalu tanpa ketaatan ketika ajal tiba menjemput:

} حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ {

“Hingga apabila tiba kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata: "Ya Rabbku kembalikanlah saya (ke dunia), biar saya berbuat amal yang saleh terhadap yang telah saya tinggalkan.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)

Kelompok 2 : mereka mengetahui nilai penting waktu akan tetapi mereka ditimpa futur sindrom (penyakit lemah semangat) dan kemalasan dalam memanfaatkannya. Mereka ini ialah orang-orang yang mati sering  semangatnya dalam beramal.

kelompok ke 3 ialah : mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup wacana urgensi waktu dan nilai umur mereka. Mereka ialah orang yang mempunyai semangat  tinggi dan impian membaja dalam mengisi waktu dan umur untuk ketaatan kepada Tuhan Ta'ala .

Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam  bersabda:
((اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ, حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ, وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقْمِكَ, وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ, وَشَبَابِكَ قَبْلَ هَرْمِكَ, وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ))
“Jagalah lima perkara sebelum tiba lima perkara lainnya: masa hidupmu sebelum masa matimu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa mudamu sebelum masa tuamu dan masa cukupmu sebelum masa fakirmu.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’(1077))

Generasi salaf (pendahulu umat ini) telah memperlihatkan rujukan kongkrit dalam memanfaatkan nilai-nilai waktu. Waktu bagi mereka laksana mutiara berharga yang harus dijaga tanpa disia-siakan.

Al-Hasan Al-Bashri berkata: “Sungguh saya telah berjumpa dengan beberapa kaum (para shahabat Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam ), mereka sangat bersemangat dalam menjaga waktu-waktu mereka melebihi semangat kalian dalam menjaga harta benda kalian.”

Dalam kesempatan yang lain dia menuturkan:

 “Wahai anak Adam! Sesungguhnya engkau ialah hari-harimu. Bila hilang salah satu harimu hilang sebagian dirimu.”

Ibnu Uqail Al-Hanbali berkata: “Sesungguhnya saya tidak menghalalkan bagi diriku untuk menyia-nyiakan sesaatpun dari umurku.”

Suatu ketika Amr bin Abdu Qais melewati sekumpulan insan yang sedang berleha-leha. Mereka kemudian mengajaknya untuk duduk bersama, maka ia menjawab: “Tahanlah matahari dari peredarannya biar saya sanggup bercakap-cakap dengan kalian.”

Inilah di antara untaian nasihat yang keluar dari lisan-lisan mereka, semuanya menerangkan betapa berharganya waktu di sisi mereka.

Semoga ulasan singkat ini sanggup menambah semangat kita dalam memanfaatkan waktu yg hanya sebatas umur kita ini untuk hal hal yg bermanfaat..

 بَارَكَ اللّهُ فِيْكُمْ
Sumber http://abu-riyadl.blogspot.com