Berperang Melawan Sifat Nifaq

Mari berperang melawan sifat Nifaq (kemunafikan) dengan sholat subuh dan isya' berjamaah dimasjid

Firman Yang Mahakuasa Ta'ala:
“Dirikanlah shalat dari setelah matahari tergelincir hingga gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh, bergotong-royong shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Al-Isra’: 78).



Para andal tafsir mengatakan, “Maksudnya shalat Shubuh itu disaksikan oleh malaikat yang bertugas di waktu malam dan waktu siang.”

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَثْقَلُ الصَّلاَةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلاَةُ الْعِشَاءِ وَصَلاَةُ الْفَجْرِ, وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا, َلأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا, وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ الْمُؤَذِّنَ فَيُؤَذِّنَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً يُصَلِّي بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لاَ يَشْهَدُوْنَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ.


Dari Abu Hurairah radhiaAllahu 'anhu  berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda:
 “Shalat yang paling berat atas orang munafik ialah shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh. Seandainya mereka mengetahui (keutamaan) yang ada pada keduanya, pasti mereka menghadirinya, meski dengan merangkak. Sungguh saya berkeinginan untuk memerintahkan shalat, kemudian ia ditegakkan, kemudian saya perintahkan seseorang mengimami manusia, kemudian saya pergi bersama sekelompok orang yang membawa beberapa ikat kayu mendatangi kaum yang tidak mengerjakan shalat (berjama’ah), kemudian saya bakar rumah-rumah mereka dengan api.”

(Diriwayatkan Al-Bukhari (657) dan Muslim (651).)


عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ, فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ, وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ, فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiallhu 'anhu berkata, Aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa shalat Isya’ berjama’ah, maka seolah-olah ia shalat separuh malam. Dan barangsiapa shalat Shubuh berjama’ah, maka seolah-olah ia shalatsemalam suntuk.”
(Diriwayatkan Muslim, Abu Daud dan At-Tirmidzi, dan lafazh keduanya, ‘Barangsiapa shalat Isya’ berjama’ah, maka menyerupai shalat separuh malam. Dan barangsiapa shalat Isya’ dan Shubuh berjama’ah, maka menyerupai shalat semalam.’)
(Shahih, diriwayatkan Muslim (656), Abu Daud (555) dan At-Tirmidzi (221)).

Nifaq ada dua macam: nifaq i’tiqadi dan nifaq ‘amali.

Jenis ke 1.
Nifaq i’tiqadi(keyakinan):
yaitu sesorang menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keislaman. Padahal hakikatnya tidak beriman.
Nifaq ini telah disebutkan di dalam Al Qur’an di beberapa tempat. Dan Yang Mahakuasa Ta'ala akan memasukkan pelakunya  krn nifaq ini ke dasar neraka yang paling bawah dan kekal didalamnya.

Jenis ke 2.
Nifaq ‘amali(perbuatan):
Nifaq ini terletak pada perbuatan yg mana pelakunya ialah sebagai pelaku dosa besar. Jika mati dalam kondisi belum taubat maka Yang Mahakuasa yg mengampuninya atau mengAdzabnya dahulu sebelum dimasukkan kesurga.

Sabda Nabi shalallahu alaihi wasalam:
((  أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا , وَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ , وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ , وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ , وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ ))   (رواه البخاري ومسلم)
“Empat hal apabila terdapat pada diri seseorang maka dia menjadi seorang munafiq tulen, dan bila terdapat padanya satu di antara empat hal tersebut, maka pada dirinya terdapat satu tanda  kemunafikan hingga dia meninggalkannya: bila berbicara dia berdusta, bila berjanji mengingkari, bila berselisih dia berbuat curang, dan bila dipercaya  berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan sebagaimana sabda beliau:
((  آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ , وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ , وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ ))  (رواه البخاري)

“Tanda seorang munafik ada tiga: bila berbicara maka dia berdusta, bila berjanji maka dia mengingkari, dan bila dipercaya maka dia berkhianat.”   (HR Bukhari)

Adapun nifaq amal ini merupakan dosa besar yg sanggup menghipnotis turunnya kepercayaan dalam diri seorang mu'min.

Maka berhati hatilah dan selalu introspeksi diri.. Jangan hingga ada tanda tanda kemunafikan pada diri kita baik keyakinan ataupun perbuatan.

Barangsiapa takut akan Api dan rindu kepada Yang Mahakuasa dan SurgaNya maka akan ringan kakinya untuk melangkah..

Semoga Yang Mahakuasa Ta'ala menghilangkan sifat nifaq amali (amalan) dan I'tiqodi (keyakinan)  dari dalam hati dan jasad kita..
آمــين اَللّهُمَّ آمــين
Sumber http://abu-riyadl.blogspot.com