Perintah Shalat Sudah Ada Semenjak Nabi Adam As


Dalam sejarah disebutkan, sehabis Nabi Adam as dan Hawa diturunkan dari nirwana ke bumi, mereka bertaubat dan menangis sambil meratapi perbuatan di hadapan Tuhan Swt. Suatu hari, Tuhan Swt mengutus Jibril ke Nabi Adam dan Hawa. Jibril berkata,

"Ia membawa hadiah dari Tuhan Swt untuk mereka. Hadiah ini ialah shalat yang dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari semalam. Ketika waktu subuh datang ketika matahari belum terbit, Nabi Adam as dan Hawa mengerjakan shalat dan melaksanakan komunikasi dengan khusyu kepada Tuhan Swt. Setelah itu, mereka merasa tenang." Dengan demikian, shalat merupakan hadiah terbaik bagi mereka dan menjadi peninggalan yang paling berharga bagi keturunannya.
Mina dan Arafat juga menjadi saksi penegakan shalat oleh Nabi Ibrahim as dan putranya, Nabi Ismail as. Empat ribu tahun lalu, mereka mengajak insan untuk taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di ketika Nabi Ibrahim as membawa istrinya, Hajar dan anaknya, Nabi Ismail as, ke sebuah wilayah kering yang tidak ada air, ia berdoa kepada Tuhan Swt,

"Ya Tuhan kami, bekerjsama saya telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanam-tanaman di bersahabat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) biar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian insan cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."

Doa Nabi Ibrahim as itu diabadikan dalam al-Quran pada surat Ibrahim ayat 37. Al-Quran juga menyebut salah satu abjad Nabi Ismail as dalam surat Maryam, ayat 55 sampai 54. Dalam ayat itu disebutkan, "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut dalam al-Quran. Sesungguhnya ia ialah seorang yang benar janjinya, dan dia ialah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia ialah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya."

Nabi Shuaib as juga disebut sebagai utusan Tuhan Swt yang menyaksikan penyimpangan dan kesyirikan. Nabi Shuaib as berulangkali mengajarkan kaum ketika itu supaya beribadah dengan cara yang benar. Bahkan ia sekali-kali memperlihatkan ibadah shalat di depan mereka dan menyebut Tuhan Yang Maha Esa dalam ibadahnya.

Akan tetapi kaum ketika itu malah mencibir Nabi Shuaib dan menghalang-halangi ibadah yang dilakukannya kepada Tuhan Swt. Surat Hud, ayat 87 menyebutkan, "Mereka berkata; Hai Syuaib, apakah sembahyangmu menyuruh kau biar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki perihal harta kami. Sesungguhnya kau ialah orang yang sangat penyantun lagi berakal."

Ketika berbicara Nabi Ishaq as dan Nabi Ya'qub as, al-Quran menyebutkan bahwa memperlihatkan petunjuk kapada insan sesuai dengan perintah Tuhan Swt dan memberikan wahyu kepada kaum ketika itu untuk mengerjakan perbuatan baik serta melaksanakan shalat dan zakat.
Nabi Musa as yang juga dikenal dengan kerendahan hatinya di hadapan Tuhan Swt. Ia berkomunikasi kepada Tuhan Swt dengan kecintaan dan keikhlasan. Untuk itu, Nabi Musa menerima gelar "Kalimullah" atau Kalimat Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Allah Swt berfirman; Wahai Musa, tahukah kamu, mengapa kami menyebutmu dengan panggilan Kalim? Musa menjawab; Tidak. Tuhan Swt berfirman; Wahai Musa, kami mengidentifikasi semua hamba dan membedah hati setiap hamba secara sempurna. Akan tetapi kami tidak menemukan di antara mereka yang memiliki hati serendah kamu. Setiap kau melaksanakan shalat, kau meletakkan diri ke tanah sedemikian rupa sebaga bentuk rendah diri."
Saat Musa dipilih sebagai Nabi, perintah Tuhan Swt yang pertama kali turun kepadanya ialah mendirikan shalat. Dalam surat Thaha ayat 13-14 disebutkan, "Dan Aku telah menentukan kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini ialah Allah, tidak ada selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."

Al-Quran dalam ayat lainnya menyinggung shalat yang dilakukan Nabi Zakaria as dan wasiat Luqman Hakim kepada anaknya mengenai shalat. Sebelum Rasulullah Muhammad Saw diutus, mendirikan shalat ialah di antara duduk masalah yang ditekankan Nabi Isa as kepada para pengikutnya. Saat masih bayi, Nabi Isa as dengan perintah Tuhan Swt mengucapkan kesaksian pada kesucian dan kemuliaan ibunya, Maryam as. Dalam surat Maryam ayat 30-31 disebutkan, "Berkata Isa: Sesungguhnya saya ini hamba Allah. Dia memperlihatkan Al-Kitab (injil) dan Dia menyebabkan saya seorang nabi. Dan Dia menyebabkan saya seorang yang diberkati dimana saja saya berada. Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama saya hidup."