Istimewanya seorang wanita. Bila melihat ibu, hendaklah ingat pesan Baginda Rasul bahwa engkau harus menghormatinya tiga kali lipat dari ayahmu dan ingat pula bahwa nirwana berada di bawah telapak kaki ibu. Bila melihat istri, hendaklah ingat pesan Rasulullah yang mewasiatkan berbuat baik kepada perempuan, alasannya yakni suami mengambilnya dan farjinya menjadi halal untuk suami dengan kalimat Yang Mahakuasa dan hendaklah ingat pula dengan sabda Baginda Rasul bahwa sebaik-baik engkau yakni sebaik-baiknya kepada keluarganya. Bila engkau melihat anak perempuanmu, maka hendaklah ingat sabda Rasul bahwa anak perempuan yakni epilog dari siksa neraka dan bawah umur perempuan membawa barokah. Begitu mulianya perempuan di mata Islam hingga ada satu ayat yang mengatakan: وليس الذكر كالأنثى Yang bermakna bahwa perempuan itu tidaklah menyerupai pria (seperti dalam qoidah bahasa arab: qolb) untuk menggambarkan Sayyidah Maryam perempuan suci yang menjaga kehormatannya sehingga menjadi perempuan pilihan pada zamannya. Ingat pula dengan Iqlima saudari kandung Qobil yang menjadi istri Habil yang merupakan bibit mahir surga, juga dari perempuan. Ingat pula dengan Asiyah istri selir Fir’aun yang mengasuh Nabi Musa dikala kecil dan termasuk golongan orang beriman, sedangkan suaminya menjadi penghuni neraka. Ingat pula dengan perempuan tukang sisir rambut putri Raja Fir’aun yang menentukan mati dibakar api dengan membawa dogma hingga kuburnya tercium amis oleh Rasulallah dikala Isro’ Mi’roj. Ingat pula dengan Khodijah istri Rasulullah yang selalu membela suaminya pada permulaan Islam. Ingat pula dengan Siti Aisyah istri Nabi yang banyak meriwayatkan hadist dan Nabi meninggal dalam pangkuannya. Ingat pula dengan Sumayyah perempuan budak Bani Makhzum yang merupakan orang pertama yang mati syahid dalam Islam. Ingat pula Asma’ putri Abu Bakar yang membantu Nabi dan ayahnya untuk berhijrah ke Madinah. Ingat pula dengan Sayyidah Fatimah yang meminta kepada ayahnya budak pembantu, tapi rela dengan pertolongan ayahnya berupa bacaan subhanallah tiga puluh tiga kali, alhamdulillah tiga puluh tiga kali dan allahu akbar tiga puluh tiga kali. Kita telah dimulyakan Yang Mahakuasa dengan Islam, apabila kita mencari kemulyaan dari selain Islam maka akan menjadi rendah. (Santrijagad.org)