Hakikat dan Hukum Shalat

Hakikat atau definisi shalat menurut syar'i yakni :

اقوال غالبا وافعال مفتتحة بالتكبير المقترن بالنية مختتمة بالتسليم على وجه مخصوص


aneka macam ucapan tertentu, dengan pekerjaan yang diawali dengan takbir serta dibarengi dengan niat, diakhiri dengan salam.

Hukum dari shalat, secara garis besar terdiri dari 4 bagian, yakni :
1. fardu 'ain syara
2. fardu 'ain nadzar
3. fardu kifayah
4. sunat

Yang dimaksud fardu 'ain syara' yakni 5 waktu shalat sehari semalam, subuh, zhuhur, ashar, maghrib dan isya.  Wajibnya yang 5 ini sudah cukup maklum dalam agama, sehingga kalau ada yang mengingkarinya, maka beliau dianggap kafir. Shalat yang 5 ini difardukan pertama kalinya ketika malam mi'raj.

Adapun asal muasal shalat, bahwa tidak semua shalat yakni dikhususkan kepada umat Islam, melainkan dahulunya diberikan kepada umat tertentu.  Misalnya shalat subuh untuk Nabi Adam, shalat zhuhur untuk Nabi Ibrahim, shalat ashar untuk Nabi Sulaiman,  shalat maghrib untuk Nabi Isa ( 2 rakaat untuk dirinya, 1 rakaat untuk umatnya) dan shalat Isya yakni kekhususan dari umat ini.

Yang dimaksud fardu 'ain nadzar yakni shalat sunat yang berubah status menjadi harus dikerjakan oleh seorang mukalaf alasannya yakni ada tekad-tekad tertentu. Sedangkan yang termasuk fardu kifayah yakni shalat jenazah.

Shalat fardu yang 5 waktu itu wajib bagi semua umat islam. Maka tidak wajib shalat bagi kafir asli, alasannya yakni tidak akan sah shalatnya. Adapun kalau beliau masuk Islam, maka beliau tak perlu mengqadha shalat sebelum beliau muslim. Semua amalan beliau pun yang tidak memerlukan niat, ternyata mendapat ganjaran bagi beliau ibarat sedekah dan silaturrahmi. Berbeda lagi bagi murtad yang masuk Islam kembali, maka beliau wajib mengqadha shalat sebanyak yang ditinggalkannya ketika beliau masih murtad, walaupun beliau mengalami kegilaan di ketika murtadnya.