Shalat Dhuha Bukan Sekedar Rezeki, Bukan Sekedar Uang

Shalat Dhuha Bukan Sekedar Rezeki, Bukan Sekedar Uang

Shalat Dhuha

Shalat Dhuha yaitu shalat sunnah yang mampu dilakukan setelah matahari terbit dan sebelum dzuhur. Atau kira-kira dari jam 07.30 hingga jam 11.30. Minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.

Niat Shalat Dhuha:
Shalat Dhuha Bukan Sekedar Rezeki, Bukan Sekedar Uang


Hukum shalat dhuha yaitu sunnah. Anjuran. Boleh dikerjakan, boleh tidak. Tidak wajib. Namun bagi orang yang menginginkan perubahan, tidak ada salahnya mewajibkan diri sendiri untuk shalat dhuha.

Fadhilah shalat dhuha sangat besar sekali. Bisa memperlancar jalannya rezeki. Apalagi jikalau dilanjutkan dengan dzikirnya, dzikir setelah Shalat Dhuha. Dilanjutkan dengan Shalawat Nabi. Kalau diilustrasikan, shalat dhuha dua rakaat sama halnya dengan memegang kuncinya rezeki. Empat rakaat sama halnya dengan memasukkan kunci ke dalam pintunya rezeki. Enam rakaat, membuka pintu rezeki. Delapan rakaat, mengambil itu rezeki. Jadi, bagi siapa saja yang ingin rezekinya banyak silahkan lakukan shalat dhuha minimal 8 rakaat.

Dhuha Bukan Sekedar Rezeki

Betul sekali. Shalat Dhuha bukan sekedar membuka pintu rezeki. Bukan sekedar membuka jalannya rezeki. Bukan.

Shalat Dhuha mampu menentramkan hati dan pikiran. Dhuha mampu mendekatkan diri kita kepada Tuhan SWT. Kalau sudah dekat, maka sumbangan Tuhan pun gampang datang. Apa yang kita minta, pasti Tuhan kasih. Apa yang kita mau, pasti Tuhan berikan. Tuhan kabulkan.

Dhuha Bukan Sekedar Uang

Pun demikian. Dhuha bukan sekedar uang. Shalat dhuha tidak berbicara perihal uang. Uang itu kecil sekali di mata Allah. Tuhan mampu berikan dunia dan segala isinya, termasuk uang, kepada hamba yang dikehendaki-Nya.

Sekali lagi, dhuha bukan sekedar rezeki. Bukan sekedar uang. Lebih dari itu, orang yang sering melakukan shalat dhuha, Tuhan angkat derajatnya lebih tinggi. Apalagi jikalau dilengkapi dengan shalat malam (tahajjud) dan sedekah. Makin mantap. Makin top dah.

Sharing Shalat Dhuha

Jika kita sedang dalam kondisi susah, miskin, terpuruk, tidak punya uang, banyak hutang, apa yang kita lakukan? Biasanya "butuh" akan Allah-nya lebih kenceng. Biasanya ibadahnya lebih rajin, lebih sholeh. Betul apa betul?

Awalnya, kita shalat dhuha barangkali ingin dikabulkan hajat. Punya keinginan. Punya kebutuhan. Apalagi kalau omzet lagi turun. Kita berharap setelah shalat dhuha, rezeki menjadi lancar, omzet naik. Awalnya demikian.

Seiring berjalannya waktu, kita lakukan shalat dhuha dengan konsisten. Tiap jam sembilan pagi, kita rajin shalat dhuha. Rezeki pun lambat laun semakin membaik. Ada aja jalannya. Walaupun, omzet kadang naik, kadang datar, kadang turun. Namun demikian, shalat dhuhanya tetap kita rutinkan. Kita usahakan gak bolong.

Suatu ketika, pada titik tertentu kita akan menemukan sebuah keajaiban tersendiri. Keajaiban tersebut bukan berupa uang, bukan pula berupa mobil, bukan juga rumah mewah atau yang sifatnya dunia. Keajaiban itu datang berupa ketentraman hati. Ketenangan pikiran. Kebebasan waktu. Tenang. Plong. Gak dikejar-kejar pekerjaan.

Ternyata, dhuha itu memang berbicara perihal kebebasan waktu. Dalam Al Quran, Tuhan berfirman "demi masa". "Demi waktu". "Demi waktu dhuha." Dan memang benar, Dhuha sama dengan waktu. Dalam peribahasa asing, waktu yaitu uang. Jadi, dhuha = waktu. Waktu = uang. Memang betul. Waktu lebih berharga daripada uang. Uang mampu dicari, tapi waktu yang hilang tidak mampu dicari.

Itulah esensi dari shalat dhuha. Bukan sekedar rezeki yang lancar, bukan pula uang yang banyak. Tapi, di sisi lain dhuha mampu membuat kita meraih kebebasan waktu.

Jadi, lakukan shalat dhuha dari sekarang. Apapun motivasinya silahkan lakukan. Kerjakan. Penuh keyakinan. Penuh konsisten. Tuhan Maha Tahu apa yang diharapkan oleh hamba-Nya.

Jangan dulu banyak alasan. Jangan berpikir yang bukan-bukan. Jangan berpikir "Ibadah kok jadi urusan dunia?" Jangan.

Lakukan saja. Lambat laun, dunia itu akan ngikutin. Lambat laun, dunia akan datang dengan sendirinya. Yang awalnya, kita berharap dengan sholat dhuha kita mampu punya rezeki yang banyak, mudah dan gampang, malah sebaliknya. Setelah dilakukan, ternyata kita sudah gak butuh lagi dunia. Karena Tuhan sudah berikan kita ketenangan. Ketentraman hati. Ketenangan pikiran. Kebebasan waktu.

Itu saja.