Mengapa Muslim Harus Menjadi Kaya Raya? Jawabannya ialah sederhana. Agar ummat Islam bisa memelihara agama Tuhan SWT. Pesan saya "Pergunakanlah hartamu ala kadarnya, selebihnya biarlah agama yang menikmatinya."
Menjadi kaya ialah cita-cita hampir semua orang. Kaya ialah sifat Allah. Al Mughniy, Al Ghony, Ar Rozzaaq. Sifat Tuhan tersebut yang disematkan kepada insan menimbulkan insan ingin berkalungkan kekayaan. Namun cara insan mendapatkannya ternyata beragam. Mulai dari cara-cara halal hingga cara-cara syirik yang menyesatkan. Bahkan, ada pula yang meraihnya dengan cara menipu orang lain, salah satunya dengan SMS penipuan.
Tentunya, cara yang paling baik ialah cara-cara yang diridhoi Allah. Cara-cara yang halal. Karena kekayaan yang sebetulnya ialah kekayaan yang bisa membawa manfaat dunia dan akhirat. Ingat! Dunia dan akhirat. Bukan hanya di dunia. Bukan hanya di akhirat.
Mengapa Muslim Harus Kaya?
Karena kekayaan ialah kekuatan. Muslim yang kaya merupakan muslim yang kuat. Insya Allah, agama ini pun menjadi kuat. Kenyataan yang terjadi sekarang ini, jumlah pengusaha muslim lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pengusaha yang lain. Maka, jangan salah jikalau semakin ke sini, agama Islam semakin disudutkan.
FYI, para wali songo ialah orang-orang kaya. Mereka berjuang demi agama. Mereka berdakwah dengan HARTA dan JIWA.
Pendiri Muhammadiyah dan NU ialah orang kaya.
Khaifah Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan ialah orang kaya.
Nabi Muhammad SAW ialah orang kaya.
Saran saya, janganlah terlalu banyaomong terhadap kekayaan. Jangan terlalu takut atau aib untuk berdoa kepada Tuhan minta kekayaan. Jangan takut berdoa lantaran kita dengerin kata orang "berdoa kok minta kaya?" Yakinlah seyakin-yakinnya. Kalau kita serius berdoa, maka segala hajat itu (termasuk kekayaan) akan terkabul.
Saya berharap, teman-teman yang sedang menjalani riyadhoh (3 hari, 7 hari, 40 hari) tetap diberikan kekuatan untuk menjalankan amal baiknya, meskipun sudah tercapai hajatnya. Meskipun sudah menjadi kaya. Konsistensi itu penting.
Selain itu, dengan kaya kita bisa menghidupi keluarga, anak, istri. Kehormatan pun terjaga. Martabat keluarga terjaga.
Dengan kaya, kita bisa membantu orang lain. Betul, membantu tidak harus melulu pake uang. Kita bisa membantu orang lain dengan cara menunjukkan lapangan pekerjaan dan sebagainya.
Dengan kaya, kita bisa membangun pesantren. Yang lebih kita perlukan sekarang ialah pesantren bukan membangun mesjid. Pesantren itu ialah ladang amal jariyah yang sangat besar. Pesantren bisa membentuk huruf bangsa kita di masa depan.
Ada beberapa amal ibadah yang harus ditunaikan dengan harta (uang). Seperti: zakat maal, zakat fitrah, umroh, haji, qurban, aqiqah, wakaf, dan sebagainya. Dengan kita kaya, Insya Tuhan kita bisa melaksanakan amal ibadah tersebut.
Selama ini, kebanyakan orang menganggap orang kaya itu jahat. Orang kaya itu koruptor. Orang kaya itu menghalalkan segala cara.
Ingat ya, kekayaan itu akan menjadi malapetaka jikalau berada di tangan orang tidak yang tepat. Sebaliknya, kekayaan itu akan membawa manfaat jikalau berada di tangan orang baik.
Namun perlu digaris bawahi bahwa kekayaan menurut agama islam tidaklah sama dengan pemahaman kekayaan pada umumnya.
Tentu, ini jangan dimaknai bahwa kaya itu tidak perlu. Jelas perlu. Sangat perlu. Prinsip yang paling mengagumkan ialah "Terus berjuang merubah nasib. Terus berjuang memutus tali kemiskinan. Namun, setelah itu jangan lupa melihat ke bawah."
Agar kita selalu bersyukur. Agar kita terhindar dari sombong dan terlena dengan dunia.
FYI, para wali songo ialah orang-orang kaya. Mereka berjuang demi agama. Mereka berdakwah dengan HARTA dan JIWA.
Pendiri Muhammadiyah dan NU ialah orang kaya.
Khaifah Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan ialah orang kaya.
Nabi Muhammad SAW ialah orang kaya.
Saran saya, janganlah terlalu banyaomong terhadap kekayaan. Jangan terlalu takut atau aib untuk berdoa kepada Tuhan minta kekayaan. Jangan takut berdoa lantaran kita dengerin kata orang "berdoa kok minta kaya?" Yakinlah seyakin-yakinnya. Kalau kita serius berdoa, maka segala hajat itu (termasuk kekayaan) akan terkabul.
Saya berharap, teman-teman yang sedang menjalani riyadhoh (3 hari, 7 hari, 40 hari) tetap diberikan kekuatan untuk menjalankan amal baiknya, meskipun sudah tercapai hajatnya. Meskipun sudah menjadi kaya. Konsistensi itu penting.
Selain itu, dengan kaya kita bisa menghidupi keluarga, anak, istri. Kehormatan pun terjaga. Martabat keluarga terjaga.
Dengan kaya, kita bisa membantu orang lain. Betul, membantu tidak harus melulu pake uang. Kita bisa membantu orang lain dengan cara menunjukkan lapangan pekerjaan dan sebagainya.
Dengan kaya, kita bisa membangun pesantren. Yang lebih kita perlukan sekarang ialah pesantren bukan membangun mesjid. Pesantren itu ialah ladang amal jariyah yang sangat besar. Pesantren bisa membentuk huruf bangsa kita di masa depan.
Ada beberapa amal ibadah yang harus ditunaikan dengan harta (uang). Seperti: zakat maal, zakat fitrah, umroh, haji, qurban, aqiqah, wakaf, dan sebagainya. Dengan kita kaya, Insya Tuhan kita bisa melaksanakan amal ibadah tersebut.
Selama ini, kebanyakan orang menganggap orang kaya itu jahat. Orang kaya itu koruptor. Orang kaya itu menghalalkan segala cara.
Ingat ya, kekayaan itu akan menjadi malapetaka jikalau berada di tangan orang tidak yang tepat. Sebaliknya, kekayaan itu akan membawa manfaat jikalau berada di tangan orang baik.
Namun perlu digaris bawahi bahwa kekayaan menurut agama islam tidaklah sama dengan pemahaman kekayaan pada umumnya.
Kekayaan menurut islam ialah kekayaan yang bisa menunjukkan manfaat untuk umat sebanyak-banyaknya. Menebar kesejahteraan bagi orang lain. Kekayaan di dunia bukan untuk berbangga diri, sombong dan terlena dengan kenikmatan semu. Tapi, kekayaan untuk melayani dan menjaga alam sebagai peran utama khalifah.
Tentu, ini jangan dimaknai bahwa kaya itu tidak perlu. Jelas perlu. Sangat perlu. Prinsip yang paling mengagumkan ialah "Terus berjuang merubah nasib. Terus berjuang memutus tali kemiskinan. Namun, setelah itu jangan lupa melihat ke bawah."
Agar kita selalu bersyukur. Agar kita terhindar dari sombong dan terlena dengan dunia.
Terkait dengan kekayaan, silahkan baca artikel berikut ini yang di dalamnya dibahas tentang wasilah kekayaan.
Apa yang harus kita lakukan?
1. Awali dengan doa. Mulai sekarang, silahkan berdoa supaya ummat Islam diberi amanah untuk menjadi kaya. Ini doanya. Doa supaya menjadi kaya raya.2. Lengkapi dengan ikhtiar. Usaha. Pelajari apa saja yang biasa dilakukan oleh orang-orang kaya sebelum mereka menjadi kaya.
3. Ikhtiar langit pun perlu. Lengkapi dengan perkara yang wajib dan sunnah. Sepeti Shalat Sunnah Dhuha, Tahajjud, dan rutin membaca Surat Al Waqiah.
4. Jangan lupa sedekah. Sedekah tidak perlu menunggu kaya. Justru, sedekah bisa membuat kita kaya raya. Dan sedekah tidak melulu harus dengan uang. Bisa dengan emas, tabungan, atau wakaf tanah.
5. Lakukan sekarang juga.