Berbilang waktu kemudian , sosok dai dengan bunyi bertenaga ini pun bertemu dengan wanita yang merupakan anak kiyai sekaligus anggota DPR RI kala itu. Tanpa sengaja. Saat keduanya antre dalam sebuah jamuan makan. Jarak keduanya hanya sekitar tiga meter. Tidak sengaja , hanya sekali bertabrakan lirikannya. Lalu , keduanya tersenyum.
Entah berapa lama setelahnya , ada salah satu teman yang memperlihatkan sosok calon istri ke ustadz muda yang merupakan lulusan Universitas Nasional ini. “Ustadz mau saya kenalkan dengan wanita sebagai calon istri?” Lanjutnya sampaikan keterangan , “Insya Yang Mahakuasa shalihah. Anaknya kiyai. Rumahnya di Kalibata.”
Berniat menjaga diri dari zina dan menjalankan sunnah Nabi , ustadz Arifin menyanggupi. Tetapi , mereka berencana ketemuan di bilangan Depok Jawa Barat.
Di kediaman yang direncanakan , sosok teman tersebut menunjukkan selembar foto , lalu menunjukkan gadis yang hendak ditawarkan sebagai istri kepada ustadz yang pernah dipatok ular hingga taksadarkan diri selama 21 hari ini. Berselang detik kemudian , gadis yang ada di dalam foto itu pun keluar dari sebuah ruangan bersama ibunya.
Ingatan sang ustadz pun mundur ke belakang. Pasalnya , dia merasa pernah bertemu dengan gadis tersebut. Tetapi , dia lupa kapan , di mana dan dalam program apa. Hingga , dia mengingat pertemuan pertama dalam sebuah antrean makan tempo hari.
Sepulangnya dari rumah tersebut , dia pun melaksanakan shalat istikharah di sepertiga malam yang terakhir. Beliau senantiasa berkonsultasi kepada Yang Mahakuasa Ta’ala. Meminta pertimbangan ihwal sosok gadis yang dikenalkan kepadanya itu. Hingga balasannya , dia pun mantap untuk melaksanakan lamaran.
Uniknya , dia melamar dengan pribadi menelpon. Tanpa basa-basi. Pada sebuah pagi selepas Subuh. “Aku Muhammad Arifin Ilham ,” ungkap sang ustadz dengan berani. “Aku ingin melamarmu untuk menikah pada tanggal satu Muharram.” Pasalnya , hari itu merupakan tahun gres Hijriyah yang merupakan waktu bersejarah bagi kaum Muslimin di semua tempat.
Selanjutnya , sang ustadz pun memberikan empat hal setelah niat untuk menikah di tanggal tersebut. Pertama , “Aku ingin menikah alasannya yaitu Allah.” Kedua , “Aku ingin menikah alasannya yaitu melaksanakan sunnah Nabi.” Ketiga , “Aku ingin terbang. Tetapi , sayapku hanya satu. Dan , gue ingin supaya kau menjadi sayap kedua.” Dan yang terakhir , “Aku menunggu jawabanmu jam 5 esok pagi. Setelah Subuh.”
Duh , bagaimana kiranya perasaan wanita yang mendapatkan kehormatan tersebut? Dilamar dengan cara yang baik , lalu sang lelaki mengajaknya bersegera menikah. Wanita berjulukan lengkap Wahyuniati al-Waly ini pula yang dengan nrimo mengizinkan suaminya tersebut menikah untuk yang kedua kali setelah dua belas tahun pernikahannya. [Pirman/Kisahikmah.com]