Hukum shalat dhuha
Hukumnya sunat dan sangat dianjurkan untuk selalu rutin dikerjakan tiap hari.
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim, telah mengabarkan kepada kami Syu'bah, telah menceritakan kepada kami 'Abbas Al Jurairiy, dia yaitu anak dari Farrukh dari Abu 'Utsman An-Nahdiy dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata: "Kekasihku (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) telah berwasiat kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan pernah saya tinggalkan hingga saya meninggal dunia, yaitu shaum tiga hari pada setiap bulan, shalat dhuha dan tidur dengan shalat witir terlebih dahulu".
(Shahih Bukhari : 1107)
Telah menceritakan kepada kami Syuja' bin Al Walid dari Abu Janab Al Kalbi dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga hal yang ketiganya wajib bagiku dan sunnah bagi kalian, (yaitu) shalat witir, berkurban (menyembelih), dan shalat dhuha."
(Sunan Ahmad : 1946)
Jumlah rakaat sholat dhuha
Berdasarkan beberapa riwayat hadits, Rasul mengerjakan shalat dhuha antara 4 hingga 8 rakaat, dengan setiap 2 rakaat satu salam.
Dan telah menceritakan kepadaku Yahya bin Habib Al Haritsi, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits dari Said, telah menceritakan kepada kami Qatadah, bahwa Ma'adzah Al 'Adawiyah menceritakan kepada mereka dari 'Aisyah katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat dhuha sebanyak empat rakaat, dan terkadang dia menambah sekehendak Allah." Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Ibnu Basyar, semuanya dari Mu'adz bin Hisyam katanya; telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Qatadah dengan sanad menyerupai ini.
(Shahih Muslim : 1176)
Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Amru bin Murrah dari Abdurrhman bin Abu Laila katanya; "Tidak ada seorangpun yang mengabariku bahwa ia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat dhuha, selain Ummu Hani`, dialah yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah masuk rumahnya ketika penaklukan kota Makkah, lalu dia shalat delapan rakaat, dan saya belum pernah melihat dia melaksanakan shalat yang lebih ringan daripada shalat ketika itu, dia menyempurnakan rukuk dan sujudnya." Namun dalam haditsnya, Ibnu Basyar tidak menyebutkan ucapannya sama sekali.
(Shahih Muslim : 1177)
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih dan Ahmad bin 'Amru bin As Sarh keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku 'Ayyadl bin Abdullah dari Makhramah bin Sulaiman dari Kuraib, bekas budak Ibnu Abbas, dari Ummu Hani` binti Abu Thalib bahwa pada hari penaklukan kota Makkah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat dhuha delapan raka'at, di setiap dua raka'at dia salam." Ahmad bin Shalih berkata; "Sesungguhnya pada hari penaklukan kota Makkah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat Dhuha …" kemudian dia menyebutkan menyerupai hadits di atas." Ibnu As Sarh mengatakan; Sesungguhnya Ummu Hani` berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemuiku…" tanpa menyebutkan kalimat "Mengerjakan shalat Dhuha" dengan maksud haditsnya."
(Sunan Abu Daud : 1098)
Batas waktu mengerjakan sholat dhuha
Waktu yang sempurna mengerjakan sholat dhuha yaitu setelah matahari mulai naik dari kawasan terbitnya, lebih cantik jikalau agak siangan sekitar jam sembilanan.
Telah bercerita kepada kami Harun bin Ma'ruf. Berkata Abdullah: Saya mendengarnya dari Harun, ia berkata: Telah bercerita kepada kami Abdullah telah bercerita kepadaku Mahramah dari ayahnya dari Sa'id bin Nafi', ia berkata: Abu Basyir, sobat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihatku ketika shalat dhuha ketika matahari terbit, lalu ia mencelaku akibatnya kemudian berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Janganlah kalian shalat hingga matahari terangkat alasannya yaitu matahari terbit diantara dua tanduk setan."
(Sunan Ahmad : 20884)
Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Yazid bin Zurai' dari Said Al Jurairi dari Abdullah bin Syaqiq, katanya; "Aku berkata kepada 'Aisyah; "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat dhuha?" Aisyah menjawab; "Tidak pernah, kecuali jikalau dia tiba dari safarnya."
(Shahih Muslim : 1172)
Hukumnya sunat dan sangat dianjurkan untuk selalu rutin dikerjakan tiap hari.
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ الْجُرَيْرِيُّ هُوَ ابْنُ فَرُّوخَ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim, telah mengabarkan kepada kami Syu'bah, telah menceritakan kepada kami 'Abbas Al Jurairiy, dia yaitu anak dari Farrukh dari Abu 'Utsman An-Nahdiy dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata: "Kekasihku (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) telah berwasiat kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan pernah saya tinggalkan hingga saya meninggal dunia, yaitu shaum tiga hari pada setiap bulan, shalat dhuha dan tidur dengan shalat witir terlebih dahulu".
(Shahih Bukhari : 1107)
حَدَّثَنَا شُجَاعُ بْنُ الْوَلِيدِ عَنْ أَبِي جَنَابٍ الْكَلْبِيِّ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ثَلَاثٌ هُنَّ عَلَيَّ فَرَائِضُ وَهُنَّ لَكُمْ تَطَوُّعٌ الْوَتْرُ وَالنَّحْرُ وَصَلَاةُ الضُّحَى
Telah menceritakan kepada kami Syuja' bin Al Walid dari Abu Janab Al Kalbi dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga hal yang ketiganya wajib bagiku dan sunnah bagi kalian, (yaitu) shalat witir, berkurban (menyembelih), dan shalat dhuha."
(Sunan Ahmad : 1946)
Jumlah rakaat sholat dhuha
Berdasarkan beberapa riwayat hadits, Rasul mengerjakan shalat dhuha antara 4 hingga 8 rakaat, dengan setiap 2 rakaat satu salam.
و حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ عَنْ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ أَنَّ مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةَ حَدَّثَتْهُمْ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَابْنُ بَشَّارٍ جَمِيعًا عَنْ مُعَاذِ بْنِ هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ
Dan telah menceritakan kepadaku Yahya bin Habib Al Haritsi, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits dari Said, telah menceritakan kepada kami Qatadah, bahwa Ma'adzah Al 'Adawiyah menceritakan kepada mereka dari 'Aisyah katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat dhuha sebanyak empat rakaat, dan terkadang dia menambah sekehendak Allah." Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Ibnu Basyar, semuanya dari Mu'adz bin Hisyam katanya; telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Qatadah dengan sanad menyerupai ini.
(Shahih Muslim : 1176)
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ مَا أَخْبَرَنِي أَحَدٌ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى إِلَّا أُمُّ هَانِئٍ فَإِنَّهَا حَدَّثَتْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ بَيْتَهَا يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ فَصَلَّى ثَمَانِي رَكَعَاتٍ مَا رَأَيْتُهُ صَلَّى صَلَاةً قَطُّ أَخَفَّ مِنْهَا غَيْرَ أَنَّهُ كَانَ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ وَلَمْ يَذْكُرْ ابْنُ بَشَّارٍ فِي حَدِيثِهِ قَوْلَهُ قَطُّ
Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Amru bin Murrah dari Abdurrhman bin Abu Laila katanya; "Tidak ada seorangpun yang mengabariku bahwa ia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat dhuha, selain Ummu Hani`, dialah yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah masuk rumahnya ketika penaklukan kota Makkah, lalu dia shalat delapan rakaat, dan saya belum pernah melihat dia melaksanakan shalat yang lebih ringan daripada shalat ketika itu, dia menyempurnakan rukuk dan sujudnya." Namun dalam haditsnya, Ibnu Basyar tidak menyebutkan ucapannya sama sekali.
(Shahih Muslim : 1177)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ وَأَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ السَّرْحِ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي عَيَّاضُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ قَالَ أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى يَوْمَ الْفَتْحِ سُبْحَةَ الضُّحَى فَذَكَرَ مِثْلَهُ قَالَ ابْنُ السَّرْحِ إِنَّ أُمَّ هَانِئٍ قَالَتْ دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرْ سُبْحَةَ الضُّحَى بِمَعْنَاهُ
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih dan Ahmad bin 'Amru bin As Sarh keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku 'Ayyadl bin Abdullah dari Makhramah bin Sulaiman dari Kuraib, bekas budak Ibnu Abbas, dari Ummu Hani` binti Abu Thalib bahwa pada hari penaklukan kota Makkah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat dhuha delapan raka'at, di setiap dua raka'at dia salam." Ahmad bin Shalih berkata; "Sesungguhnya pada hari penaklukan kota Makkah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat Dhuha …" kemudian dia menyebutkan menyerupai hadits di atas." Ibnu As Sarh mengatakan; Sesungguhnya Ummu Hani` berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemuiku…" tanpa menyebutkan kalimat "Mengerjakan shalat Dhuha" dengan maksud haditsnya."
(Sunan Abu Daud : 1098)
Batas waktu mengerjakan sholat dhuha
Waktu yang sempurna mengerjakan sholat dhuha yaitu setelah matahari mulai naik dari kawasan terbitnya, lebih cantik jikalau agak siangan sekitar jam sembilanan.
حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ قَالَ عَبْد اللَّهِ وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ هَارُونَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنِي مَخْرَمَةُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ نَافِعٍ قَالَ رَآنِي أَبُو بَشِيرٍ الْأَنْصَارِيُّ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أُصَلِّي صَلَاةَ الضُّحَى حِينَ طَلَعَتْ الشَّمْسُ فَعَابَ عَلَيَّ ذَلِكَ وَنَهَانِي ثُمَّ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُصَلُّوا حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ الشَّيْطَانِ
Telah bercerita kepada kami Harun bin Ma'ruf. Berkata Abdullah: Saya mendengarnya dari Harun, ia berkata: Telah bercerita kepada kami Abdullah telah bercerita kepadaku Mahramah dari ayahnya dari Sa'id bin Nafi', ia berkata: Abu Basyir, sobat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melihatku ketika shalat dhuha ketika matahari terbit, lalu ia mencelaku akibatnya kemudian berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Janganlah kalian shalat hingga matahari terangkat alasannya yaitu matahari terbit diantara dua tanduk setan."
(Sunan Ahmad : 20884)
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ عَنْ سَعِيدٍ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ هَلْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى قَالَتْ لَا إِلَّا أَنْ يَجِيءَ مِنْ مَغِيبِهِ
Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Yazid bin Zurai' dari Said Al Jurairi dari Abdullah bin Syaqiq, katanya; "Aku berkata kepada 'Aisyah; "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat dhuha?" Aisyah menjawab; "Tidak pernah, kecuali jikalau dia tiba dari safarnya."
(Shahih Muslim : 1172)
Lalu batas waktu sholat dhuha sampa jam berapa ? Sampai menjelang waktu zhuhur sekitar 5 atau 10 menit sebelum zhuhur. Hati-hati alasannya yaitu ada waktu haram melaksanakan sholat apapun termasuk sholat dhuha yaitu pada ketika matahari sempurna di atas kepala kita.