Tanggung Jawab Insan Sebagai Khalifah Allah

Sebagai makhluk Allah, insan mendapat amanat yang harus di pertanggung jawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang di pikul insan di muka bumi yaitu kiprah kekhalifahan, yaitu kiprah kepemimpinan; wakil Tuhan di muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah, berarti insan memperoleh mandate Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.

Kekuasaan yang di berikan kepada insan bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya m,engolah dan mendayagunakanvapa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang di memutuskan oleh Allah. Agar insan sanggup menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Tuhan telah mengajarkan kepadanya kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum yang terkandung dalam ciptaan-Nya, insan sanggup menyusun konsep-konsep serta melaksanakan rekayasa membentuk wujud gres dalam alam kebudayaan. 
 
 insan mendapat amanat yang harus di pertanggung jawabkan di hadapan Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Tuhan
Dua kiprah yang di pegang insan di muka bumi. Sebagai khalifah dan ‘abd merupakan perpaduan kiprah dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup, yang sarat dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Oleh lantaran itu hidup seorang muslim akan di penuhi dengan amaliah, kerja keras yang tiada henti, alasannya bekerja bagi seorang muslim yaitu membentuk satu amal shaleh. Kedudukan insan di muka bumi sebagai khalifah dan sebagai makhluk Allah, bukanlah dula hal yang bertentangan melainkan suatu kesatuan yang padu dan tidak terpisahkan. Kekhalifaan yaitu ralisasi dari pengabdiannya kepada Tuhan yang menciptakannya.

Dua sisi kiprah dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menimbulkan derajat insan meluncur jatuh ke tingkat yang paling rendah, seprti firman Tuhan dalam surat ath-Thin:4.

Dengan demikian, insan sebagai khalifah Tuhan merupakan satu kesatuan yang menyampurnakan nilai kemanusiaan yang mempunyai kebebasan berkreasi dan sekaligus menghadapkannya pada tuntutan kodrat yang menempatkan posisinya pada ketrbatasan.

Perwujudan kualitas keinsanian insan tidak terlepas dari konteks sosial budaya, atau dengan kata lain kekhalifaan insan intinya diterapkan pada konteks indvisu dan sosial yang berporos pada Allah, menyerupai firman Tuhan dalam Muthathohirin:112.

MARTABAT MANUSIA
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksudnya yaitu secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalik-Nya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi dihadapan Tuhannya pada dikala dalam perjalanan spiritual dalam beribadah kepada Tuhan swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan memakai tahapan maqam ini sebelum menuntaskan atau ada kesudahannya pada riyadhan dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.

Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Tuhan Swt mesti melalui beberapa proses sebagai berikut :
  1. Taubat
  2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram
  3. Merasa miskin diri dari segalanya
  4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang sanggup merintangi hati terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  5. Meningkatakan kesabaran terhadap takdirNya
  6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya
  7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri)
  8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Tuhan Swt
  9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara memutuskan ingatan kepadaNya
  10. Mempunyai rasa takut dan rasa takut ini hanya kepada Tuhan Swt saja.
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang hamba akan muncul sifat berikut :
  1. Ketenangan juwa
  2. Harap kepada Tuhan Swt
  3. Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahNya
  4. Muhibbah, cinta kepada Tuhan Swt.
Untuk mendapat point di atas, seseorang hamba harus melalui beberapa tingkatan maqam di bawah ini, tetapi melalunya yaitu amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh), adapun kesudahannya akan sanggup di uraikan dengan beberapa maqam sifat, yaitu :
a. Taubat
b. Zuhud
c. Sabar
d. Syukur
e. Khauf (takut)
f. Raja’ (harap)
g. Tawakkal