I’Rob Dan Catatan Penting Kitab Fathul Mu’In

I’rob dan catatan penting kitab fathul mu’in pada lafadz :

وأشهد أن لا إله إلا الله شهادة تدخلنا دار الخلود.

Al-waw => waw isti’naf/ibtida’ (permulaan).

Asy-hadu => Fi’il mudhori’. Fa’il nya dhomir mustatir taqdirnya ialah “ana”. Maf’ul Bih nya ialah jumlah “An laa ilaaha illallahu”.

An => Dibaca ringan karna lit-takhfif. Asalnya ialah “Annahu”. “Anna” huruf taukid, tugasnya menashabkan isim dan merofa’kan khobar. Isim anna nya ialah dhomir sya’ni “ha”. Khobar anna nya ialah jumlah “La ilaha illallahu”.

La => Huruf nafi lil jinsi. Tugasnya sama ibarat kiprah anna. Menashabkan isim dan merofa’kan khobar.

Ilaaha => Isim la, hukumnya manshub.

Illa => Adatul istitsna’ mulghoh. Tugasnya menashabkan mustatsnanya, namun batal kiprah nya sebab bukan kalimat tam. Artinya ada karakter menafikan sebelumnya.

Allahu => Khobar La, hukumnya marfu’.

Syahadatan => Maf’ul mutlaq, hukumnya manshub. Yaitu mashdar yang terletak sesudah fi’ilnya yaitu “Asy-hadu”.

Tudkhilunaa => “Tudkhilu” Fi’il mudhori’, fa’ilnya dhomir mustatir taqdirnya Hiya kembali kepada “Syahadatan”. Maf’ul Bih nya ialah dhomir “naa (nahnu)”

Daaro => Maf’ul Fih (zhorof makan), hukumnya manshub. Tidak boleh bertanwin sebab mudhof.

Al-khuluudi => Mudhofun ilaih, hukumnya majrur.

Asy-hadu => Tasrifnya adalah “SYAHIDA-YASYHADU-SYAHADATAN” Artinya ialah saya bersaksi. Maksudnya ialah mengakui dengan verbal dan hati bahwa tiada yang di sembah dengan hak kecuali Allah. Barangsiapa yang mengakui dengan verbal saja, berarti beliau termasuk orang munaafiq.

Ilaaha => Ilaahun artinya ialah tuhan, yaitu tiap-tiap sesuatu yang di sembah sama ada hak atau bathil. Maka berhala, yesus, dan patung-patung budha juga di sebut ilaahun (tuhan), namun ilahi yang bathil.

Allahu => Lafzhul jalalahAllah ialah nama bagi zat yang suci, zat yang wajib ada dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Ada ulama yang menyampaikan bahwa lafaz jalalah (Allah) ini di ambil dari kata “ilaahun”, lalu kata ilaahun di ma’rifahkan dengan alif lam. Maka jadilah “Al-ilaahu”. Kemudian karakter hamzah yang terdapat pada kata “Al-ilaahu” di buang. Maka jadilah “Allahu”.

Syahadatan => Merupakan masdhar dari kata “SYAHIDA-YASYHADU-SYAHADATAN” artinya ialah saksi/persaksian.

Tudkhiluna => “ADKHOLA-YUDKHILU-IDKHOOLAN” timbangannya adalah “AF’ALA-YUF’ILU-IF’AALAN” artinya ialah yang memasukkan. Maksudnya ialah syahadat itu sanggup memasukkan kita kedalam nirwana yang pada hakikatnya ialah Tuhan yang memasukkan kita kedalam surga. Dalam ilmu balaghoh ini disebut majaz ‘aqliy, yaitu menisbahkan sesuatu kepada yang tidak semestinya. Misal: hujan sanggup menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Pada hakikatnya ialah Tuhan yang menumbuhkannya.

Al-khuludi => Merupakan mashdar dari kata “KHOLADA-YAKHLUDU-KHULUUDAN” artinya ialah kekal. Seperti firman Tuhan “Kholidiina fiiha” artinya mereka kekal di dalamnya.

Maka arti keseluruhan adalah:

“Dan saya mengakui dengan lidahku dan hatiku bahwa tidak ada satupun ilahi yang berhak disembah kecuali Tuhan dengan kesaksian yang memasukkan kita kedalam perkampungan yang kekal/abadi”.

Via Ust. Abu Abdurrahman As S