Hukum Menganti Shalat (Qadha) Yang Di Tinggalkan Dengan Sengaja

Ulama berbeda pendapat dalam kasus orang yang tidak sh`lat secara sengaja berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.


PENDAPAT PERTAMA: TIDAK WAJIB QADHA SHALAT YANG SENGAJA DITINGGLA BERTAHUN-TAHUN.


Tapi, diharuskan bertaubat nasuha dan banyak melaksanakan shalat sunnah apabila memungkinkan. Berdasarkan hadits:


أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة صلاته فإن كان أتمها كتبت له تامة و أن لم يكن أتمها قال الله لملائكته : انظروا هل تجدون لعبدي من تطوع فتكملون بها فريضته ؟ ثم الزكاة كذلك ثم تؤخذ الأعمال على حسب ذلك

Artinya: Perbuatan yang pertama dihisab (dihitung untuk diminta pertanggungjawaban) pada hari selesai zaman yakni shalat. Apabila shalatnya seseorang sempurna, maka ditulis sempurna. Apabila tidak, maka Tuhan akan berkata pada malaikat: “Lihatlah apakah ia melaksanakan shalat sunnah yang sanggup menyempurnakan kekurangan shalat fardhunya?”


Pendapat ini yakni pendapat Ibnu Hazm, Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.
Ibnu Hazm dalam Al-Mahalli (II/235-244) berkata:


وأمّا من تعمّد ترك الصلاة حتى خرج وقتها، فهذا لا يقدر على قضائها أبدا، فليكثر من فعل الخير وصلاة التطوع، ليثقل ميزانه يوم القيامة وليستغفر الله عزّ وجلّ


Artinya: Adapun orang yang sengaja meninggalkan shalat, maka ia tidak akan bisa menggantinya selamanya, maka hendaknya ia memperbanyak berbuat baik yaitu shalat sunnah, dan mohon ampun pada Allah.


PENDAPAT KEDUA: WAJIB QADHA SHALAT YANG DITINGGAL BERTAHUN-TAHUN


Pendapat kedua ini berdasarkan pada hadits sahih riwayat Bukhari Muslim (muttafaq alaih) فدين الله أحق أن يقضى
Artinya: Hutang kepada Tuhan lebih berhak untuk dibayar.


Adapun cara meng-qadha yang ditinggal begitu usang ada beberapa cara.

  1. Menurut madzhab Maliki, cara mengqadha-nya yakni setiap hari mengqadha dua hari shalat yang ditinggal. Dilakukan terus menerus setiap hari hingga yakin qadha-nya sudah selesai.
  2. Menurut Ibnu Qudamah, hendaknya ia mengqadha setiap hari semampunya. Waktunya terserah, boleh siang atau malam. Sampai ia yakin (menurut perkiraan) bahwa semua shalat yang ditinggalkan sudah diganti. Ibu Qudamah dalam kitab Al-Mughni berkata:
إذَا كَثُرَت الْفَوَائِتُ عَلَيْهِ يَتَشَاغَلُ بِالْقَضَاءِ, مَا لَمْ يَلْحَقْهُ مَشَقَّةٌ فِي بَدَنِهِ أَوْ مَالِهِ, أَمَّا فِي بَدَنِهِ فَأَنْ يَضْعُفَ أَوْ يَخَافَ الْمَرَضَ, وَأَمَّا فِي الْمَالِ فَأَنْ يَنْق؎طِعَ عَنْ التَّصَرُّفِ فِي مَالِهِ, بِحَيْثُ يَنْقَطِعُ عَنْ مَعَاشِهِ, أَوْ يُسْتَضَرُّ بِذَلِكَ. وَقَدْ نَصَّ أَحْمَدُ عَلَى مَعْنَى هَذَا. فَإِنْ لَمْ يَعْلَمْ قَدْرَ مَا عَلَيْهِ فَإِنَّهُ يُعِيدُ حَتَّى يَتَيَقَّنَ بَرَاءَةَ ذِمَّتِهِ. قَالَ أَحْمَدُ فِي رِوَايَةِ صَالِحٍ, فِي الرَّجُلِ يُضَيِّعُ الصَّلَاةَ: يُعِيدُ حَتَّى لَا يَشُكَّ أَنَّهُ قَدْ جَاءَ بِمَا قَدْ ضَيَّعَ. وَيَقْتَصِرُ عَلَى قَضَاءِ الْفَرَائِضِ, وَلَا يُصَلِّي بَيْنَهَا نَوَافِلَ, وَلَا سُنَنَهَا؛ لِأَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَاتَتْهُ أَرْبَعُ صَلَوَاتٍ يَوْمَ الْخَنْدَقِ , فَأَمَرَ بِلَالًا فَأَقَامَ فَصَلَّى الظُّهْرَ, ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ فَصَلَّى الْعَصْرَ, ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ, ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ فَصَلَّى الْعِشَاءَ. وَلَمْ يُذْكَرْ أَنَّهُ صَلَّى بَيْنَهُمَا سُنَّةً, وَلِأَنَّ الْمَفْرُوضَةَ أَهَمُّ, فَالِاشْتِغَالُ بِهَا أَوْلَى, إلَّا أَنْ تَكُونَ الصَّلَوَاتُ يَسِيرَةً, فَلَا بَأْسَ بِقَضَاءِ سُنَنِهَا الرَّوَاتِبِ, لِأَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَاتَتْهُ صَلَاةُ الْفَجْرِ, فَقَضَى سُنَّتَهَا قَبْلَهَا.

Arti ringkasan: Wajib mengqodho shalat yang ditinggal secara sengaja dalam waktu lama, berbulan-bulan atau bertahun-tahun, hingga lupa hitungan persisnya. Adapun caranya yakni dengan mengqadha berturut-turut tanpa diselingi shalat sunnah menyerupai yang pernah dilakukan Nabi dikala ketinggalan 4 waktu shalat pada perang Khandaq.


Jangan lupa untuk selalu memohon ampun atas shalat-shalat yang ditinggalkan. Karena shalat yakni pilar kedua utama dalam Islam sehabis Dua Syahadat.


KESIMPULAN HUKUM QADHA SHALAT YANG DITINGGAL BERTAHUN-TAHUN


Dari uraian di atas, sanggup disimpulkan bahwa rang yang meninggalkan shalat dengan sengaja selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun hingga lupa hitungan persisnya dan ia dalam keadaan sehat, maka hendaknya ia (a) bertaubat dan (b) meng-qodho seluruh shalat yang ditinggal setiap hari semampunya hingga selesai; (c) memperbanyak shalat sunnah untuk mengganti kekurangan.


Namun, apabila ia sudah tidak sehat lagi dan menjadikan sakit bila mengqodho semua yang ditinggalkannya, maka ia sanggup mengikuti pendapat yang tidak mewajibkan qadha shalat yang ditnggal secara sengaja. Wolluhu ‘Alam.