Tahlil Modern Ala Muhammadiyah; Tahlilan Bukan Bid'ah Lagi

Ketua NU dan Ketua Muhammadiyah ketika tahlilan di Rumah KH. Sahal Mahfudz
Dalam komunitas Muhammadiyah, tahlil menjadi duduk kasus kontroversial, sebagian oke dan sebagian yang lainnya menolak terhadap tahlil. Kalaupun ada yang oke namun tetap memberi persyaratan tertentu. Di sisi lain, Muhammadiyah juga bermaksud menyebarkan pangsa pasar dakwahnya dengan pendekatan kulutural. Singkatnya Muhammadiyah juga perlu konsep tahlil alternatif yakni tahlil ala Muhammadiyah.
Makalah ini akan menguraikan tahlil modern mencakup pendahuluan, konseptualisasi dan prosesi. Pengertian; Untuk memperlihatkan pemahaman yang tetap ihwal Tahlil Modern, perlu dijelaskan pengertiannya baik secara etimologi maupun terminogis. Secara etimologis, tahlil modern terdiri dari dua kata yakni “tahlil” dan “modern”. Tahlil merupakan kata benda jadian yang diturunkan dari akar kata hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti membaca kalimat “laa ilaaha illallah”. Kata hallala sendiri merupakan kata kerja jadian dengan pola menyingkatkalimat “yaqrau laa ilaaha illallah” menjadi hallala. Hal ini menyerupai kata kerja jadian lain sejenisnya misal: hamdala, basmala, hay'ala dan lain-lain. Inilah maksudnya tahlil berarti membaca kalimat laa ilaaha illallah. Sedangkan kata modern berarti maju.
Ciri utama disebut maju ialah pengutamaan pada spek rasionalitas. Adapun secara terminologis, tahlil modern berarti upacara spiritual didahului dengan niat, diikuti dengan pembacaan kalimat-kalimat dan ayat-ayat Al-Qur'an terntetu dan serta diakhiri dengan do’a tertentu yang dilandasi oleh prinsip raionalitas.
Kalimat-kalimat tersebut mencakup tahlil, takbir, istighfar, tasbih, shalawat, sedangkan ayat Al-Qur'an mencakup Surat Al-Fatihah, An-Nas, Al-Alaq, Al-Ikhlas dan Al-Baqarah. Tahlil modern sanggup juga disebut tahlil rasional. Rasionalitas Tahlil Modern terletak pada obyektivitas dan spekulatif dalam bertahlil. Secara obyektif amalan-amalan berupa bacaan kalimat yang baik dan ayat-ayat Al-Qur'an pilihan tertentu akan berpahala bagi pelaku tahlil dan pahala tentu akan diberikan kepada pelakunya secara proporsional. Tahlil Modern juga menghindakan diri dari sikap teologi spekulatif yakni tidak mengirimkan pahala tahlil bagi orang meninggal yang ditahlilkan. Sebab tahlil modern melepaskan dirinya dari konsep pengiriman pahala. Waktu ; Moment Tahlil Modern ialah netral.
Artinya tahlil Modern sanggup mengambil moment pada hari-hari tertentu yang definitif pasca maut menyerupai hari ketiga, tujuh, empat puluh, seratus dan seribu, dan sanggup pula mengambil hari tanpa terikat dengan hari-hari definitif tersebut. Penentuan momentum Tahlil Modern disunnahkan kepada penyelenggaranya.
Kalaupun moment yang diambil ialah hari-hari definitif tersebut tetap harus lepas dari keyakinan bahwa roh orang yang meninggal tiba bersamaan dengan datangnya hari-hari definitif tersebut. Tujuan ; Tujuan dari Tahlil Modern ialah mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara membaca kalimat- kalimat terpilih. Setelah upaya pendekatan diri tercapai diikuti do’a mohon ampun baik bagi akseptor tahlil sendiri maupun bagi orang- orang yang sudah meninggal secara umum dan orang-orang terkasih penyelenggara Tahlil Modern. Dengan demikian , Tahlil Modern bukan bertujuan mengirimkan pahala bacaan tahlil untuk arwah tertentu. Hukum ; Status aturan penyelenggaraan Tahlil Modern ialah mubah, netral. Artinya Tahlil Modern dilakukan ataupun tidak dilakukan tidak mengandung akhir aturan dosa atau berpahala.
Hanya saja, alasannya ialah Tahlil Modern berisikan amalan-amalan baik maka kalau dilakukan tentu akan berdampak aturan secara poitif. Bacaan-bacaan Tahlil Modern termasuk bacaan-bacaan yang baik tentu saja termasuk dalam kategori ibadah qauliyah yang berpahala.
Prosesi Tahlil Muhammadiyah
1. Niat
Niat tahlil modern ialah mendekatkan diri pada Tuhan dengan cara membaca kalimat dan ayat-ayat pilihan. Oleh alasannya ialah itu, sekedar sebagai pola niat tersebut sanggup diungkapkan dengan kalimat: “Kita berkumpul dalam majlis ini bermaksud membaca tahlil modern dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan SWT.
Tahlil ini diselenggarakan atas undangan Bapak .......... yang telah mendahului kita ........... hari atau tahun yang lalu. Menurut informasi yang sanggup dipegangi : almarhum / almarhumah dikenal sebagai orang yang suka bersedekah baik. (sebut contohnya). Berkaitan dengan ini biar menjadi I’tibar bagi kita semua.
Oleh alasannya ialah itu, marilah kita membaca tahlil dengan seksama: ‘Ala Hadzihi al-Niyah al-Maksudah al-Fatihah....”
2. Bacaan
Bacaan kalimat-kalimat dan ayat-ayat pilihan Tahlil Modern antara lain sanggup diurutkan sebagai berikut :
1). Surat Al – Fatihah,

2). Surat Al – Ikhlas,
3). Surat Al –Falaq,
4). Surat An – Nas,
5). Surat Al – Baqarah ayat 1 - 5,
6). Ayat Kursi,
7). Isti’fa’ (wa’fu ‘anna waghfirlana, dst),
8). Tarhim 7 x (Irhamna yaa Arhamarrahimiyn),
9). Istighfar 7 x,
10) Tahlil 33 kali,
11) Tasbih 7 x,
12) Shalawat 3 x,
13) Pengakhir (Tahlil Modern ditutup dengan Surat Al – Fatihah).

3. Do'a
Do'a-Do'a Tahlil Modern bukan do’a pengiriman pahala bacaan tahlil bagi yang ditahlilkan melainkan do’a pendekatan diri kepada Tuhan dan mohon ampun baik bagi pelaku tahlil maupun orang yang dikenang.
Makalah Dr. Mujiono Abdillah, MA, (Majelis Tarjih Muhammadiyah Jawa Tengah) 
Sumber: http://gurubiru.blogspot.co.id/