Penciptaan Insan

Hal ini merupakan prinsip pertama dari perkembangan yang sanggup dipahami dalam al-quran, ketika menyatakan bahwa allah maha pencipta. Dengan kata lain, kehidupan insan mempunyai pola dalam tahapan-tahapan tertentu yang termasuk tahapan dari perubahan samapi kematian.

(Q.S Nuh 13-14) menyatakan bahwa insan diciptakan dan ditentukan untuk perkembangan dalam tahapan. Ayat ini dalam pengertian bahwa insan diciptakan dari nutfah (tetesan), kemudian diubah menjadi alaqah (segumpal pendarahan), kemudian menjadi mudhgah (segumpal darah), dan seterusnya.

(Q.S al-insyqaq 19) dalam pengertian surat ini bahwa insan tumbuh dari satu keadaan lain sedemikian rupa, menjadi kanak-kanak setelah bayi, menjadi bau tanah setelah muda dan kuat.

Dalam surat al’mu’minun ayat 12-15Allah S.W.T berfirman ;

Artinya :
12. Dan Sesungguhnya kami Telah membuat insan dari suatu saripati (berasal) dari tanah.13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam kawasan yang kokoh (rahim).14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, kemudian segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, kemudian tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.15. Kemudian, setelah itu, Sesungguhnya kau sekalian benar-benar akan mati.(QS. Al- Mu’minuun 23 : 12-15). “
Hal ini merupakan prinsip pertama dari perkembangan yang sanggup dipahami dalam al Penciptaan Manusia

Dari ayat diatas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap. Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu pengetahuan modern. Secara global, pentahapan itu sanggup dijelaskan sebagai berikut :

Sel telur yang belum dibuahi diproduksi oleh organ perempuan dan diletakan pada semacam tabung yang disebut fallopian. Saat bersenggama, akan ada satu sperma laki-laki yang membuahi sel telur. Sel telur yang dibuahi akan bergerak ke rahim (uterus)dan melekat pada dinding rahim.

Ketika melekat di dinding rahim, embrio akan berkembang sekitar 3 bulan.Setelah itu, terjadi perkembangan janin selama kurang lebih 6 bulan pada masa persalinan.

Dalam surat assajadah ayat 7-9 yang berbunyi:

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنسَانِ مِن طِينٍ ﴿٧﴾ ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن سُلَالَةٍ مِّن مَّاءٍ مَّهِينٍ ﴿٨﴾ ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ ﴿٩﴾

Artinya : Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan insan dari tanah. Kemudian Dia mengakibatkan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia mengakibatkan bagi kau pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kau sedikit sekali bersyukur.(Q.S assajadah 7-9)

Dari ayat al-quran diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa insan diciptakan oleh Tuhan dari tanah. Tanah yang diinjak-injak sehari-hari, tanah yang dijadikan kawasan bercocok tanam,tanah yang kering dan yang basah, tanah yang dijadikan kawasan hidup bagi cacing-cacing, tanah yang dijadikan sebagai materi baku membuat genting,bata merah untuk membuat bangunan kawasan tinggal, itulah materi baku untuk insiden seorang anak manusian dan tiap-tiap insan tanpa terkecuali. Di mulai dari apa yang dimakan sehari-hari, contohnya nasi,gandum,jagung,sayur-mayur dan buah-buahan sampai daging, segala masakan yang dikonsumsi insan itu tumbuh dan mengambil sari masakan dari tanah.

Di dalam segala masakan itu ada segala macam saringan yang ditakdirkan Tuhan atas alam. Di dalam masakan itu terdapat protein, karbohidrat, zat besi, banyak sekali macam vitamin dan zat-zat lain yang memang sangat dibutuhkan bagi keperluan tubuh manusia. Sehingga dengan masakan itu segala kebutuhan tubuh sanggup tercukupi, masakan masuk ke dalam sisitem pencernaan, kemudian masakan ini menjadi dua bagian, yaitu sari masakan dan sisa masakan yang hasilnya dibuang oleh tubuh. Sedangkan sari masakan tadi diproses lebih lanjut sehingga sebagian menjadi darah, hormon, air susu, lemak dan lain-lainnya termasuk air mani( bagi laki-laki) yang tersimpan dalam tulang sulbi dan ovum ( sel telur) bagi perempuan yang tersimpan dalam tulang dada. Dan dengan kehendak Tuhan maka laki-laki dan perempuan pun diciptakan untuk berpasang-pasangan lantaran dengan perpaduan gender mereka terciptalah suatu nutfah, sebagaimana dijelaskan oleh Tuhan S.W.T dalam firmannya :

(45)وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى

(46)مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى

Artinya : dan sebenarnya Dialah yang membuat berpasang-pasangan laki-laki dan wanita. dari air mani, apabila dipancarkan (Q.S an-najm ayat 45-46)

Dan kehendak ilahi berpadulah satu dengan zat mani pada perempuan yang merupakan telur yang sangat kecil. Perpaduan keduanya itulah yang dinamakan nutfah, kian usang kian besarlah nutfah itu, dalam empat puluh hari.

Dan dalam masa 40 hari mani yang telah berpadu, berangsur menjadi darah segumpal. Untuk melihat teladan peralihan berangsur insiden itu, dapatlah kita memecahkan telur ayam yang sedang dierami induknya. Tempatnya kondusif dan terjamin, panas seimbang dengan dingin, di dalam rahim bunda kandung, itulah “qararin makin”, kawasan yang terjamin dan terpelihara.

Lepas 40 hari dalam bentuk segumpal air mani berpadu dan bertukar rupa menjadi segumpal darah. Ketika ibu telah hamil setengah bukan. Penggeligaan itu sangat kuat atas tubuh si ibu,pendingin,pemarah, berubah-ubah perangai, kadang kala tak yummy makan. Dan setelah 40 hari berubah darah, ia berangsur membeku terus sampai jadi segumpal daging, membeku terus sampai berubah sifatnya menjadi tulang. Dikelilingi tulang itu masih ada persendian air yang kelaknya menjadi daging untuk menyelimuti tulang-tulang itu.

Mulanya hanya sekumpulan tulang, tetapi kian hari telah ada bentuk kepala, kaki dan tangan dan seluruh tulang-tulang dalam badan. Kian usang kian diselimuti oleh daging. Pada ketika itu dianugrahkan kepadanya” ruh”, makanya bernafaslah dia. Dengan dihembuskan nafas pada sekumpulan tulang dan daging itu, berubahlah sifatnya. Itulah calon yang akan menjadi manusia. (Dudung Abdullah ; 1994 :3).

Dalam surat al-Hijr ayat 28-29 dijelaskan bahwa :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِّن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ ﴿٢٨﴾

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ ﴿٢٩﴾

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan membuat seorang insan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kau kepadanya dengan bersujud . (al-hijr(15);28-29).

Tentang ruh (ciptaan-Nya) yang ditiupkan ke dalam rahim perempuan yang mengandung embrio yang terbentuk dari saripati (zat) tanah itu, hanya sedikit pengetahuan manusia, sedikitnya juga keterangan perihal makhluk ghaib itu diberikan ilahi dalam. Al-quran. “Dan (ingatlah), ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya saya akan membuat seorang insan dari tenah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka tunduklah kau kepadanya dengan bersujud (al-hajr(15);28-29). Yang dimaksud”dengan bersujud” dalam ayat ini bukanlah menyembah, tetapi memberi penghormatan.

Alquran tidak member klarifikasi perihal sifat ruh. Tidak pula ada larangan di dalam al-quran intuk menilik ruh yang gaib, lantaran penyelikikan perihal ruh, mungkin berguna, mungkin pula tidak berguna, dalam relasi dengan problem ruh ini ilahi berfirman dalam surat al-isra:85

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾

Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu perihal roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kau diberi pengetahuan melainkan sedikit” (Q.S. Al-Isra:85).